Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri mengapresiasi langkah pemerintah dalam memperbaiki sektor minyak dan gas (migas) di Tanah Air. Faisal pun mencontohkan, apa yang dilakukan oleh pemerintah dengan membubarkan PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) di luar perkiraannya karena langkah pembubaran tersebut jauh lebih maju dibanding dengan rekomendasi tim.
"Kami sangat senang karena itu komitmen pemimpin tertinggi. Pembersihan sektor migas. Karena presiden 'mengatakan jangan ulang lagi pada kekuataan besar mendikte dan mengancam demokratic power," " kata dia dia Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Tak berhenti pada pembubaran Petral, Faisal melihat keseriusan pemerintah dalam membenahi sektor migas juga terlihat dengan dilakukannya audit investigasi dan forensik kepada Petral. "Mau tidak mau, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said jadi ancaman banyak orang, kalau memang jadi investigasi bakal kena semua," lanjut dia.
Faisal sendiri mendapatkan informasi jika audit akan dilakukan oleh Kroll, yakni lembaga investigasi di sektor keuangan yang berbasis New York, Amerika Serikat. "Kalau jadi yang menelisik Krool. Itu perusahaan yang juga pernah menelisik kekayaan Ferdinand Marcos," tandas dia.
Untuk diketahui, pada 13 Mei 2015 kemarin PT Pertamina (Persero) mengumumkan pembubara Petral. Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, keputusan ini diambil setelah perusahaan plat merah tersebut melakukan pembenahan dalam tubuh Pertamina sejak awal 2015.
"Hasil pengkajian keberadaan Petral dan grupnya. Setelah sejak Januari kami melakukan revitalisasi pada PT Pertamina integrated suplay chain (ISC) dan ada dampak positifnya," ujar Dwi.
Dia menjelaskan, ada revitalisasi pada ISC membuat peranan Petral tak lagi menjadi signifikan. Hal itu membuat Pertamina melakukan likuidasi Petral.
Advertisement
"Tugas anak perusahaan yang tadinya diperankan oleh Petral dirasa sudah tidak lagi signifikan di Pertamina. Mulai hari ini terhitung proses likuidasi kegiatan Petral dan melikuidasi perusahaan-perusahaan dalam grupnya," lanjut dia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, ada beberapa hal menjadi kunci perhatian dalam keputusan untuk membubarkan Petral.
Hal pertama yaitu pembubaran ini dilakukan sebagai langkah efisiensi Pertamina dalam proses perdagangan minyak yang selama ini dilakukan Petral. Ada dua kata kunci jadi perhatian. Efisiensi rantai pasokan dan efisiensi terhadap supply chain. "Sejak dulu kami dorong Integrated Supply Chain (ISC). Dengan adanya itu, ISC dihidupkan, Petral diubah perannya," ujar Sudirman.
Menurut Sudirman, dengan pembubaran Petral, ada potensi efisiensi di dalam tubuh Pertamina karena selanjutnya kegiatan ekspor impor minyak akan dilakukan oleh perusahaan plat merah itu sendiri melalui unit usahanya yaitu Pertamina Integrated Supply Chain (ISC). (Amd/Gdn)