Film 'San Andreas', Fiksi Atau Ramalan Bencana untuk AS?

Film 'San Andreas' yang akan rilis Jumat 29 Mei 2015. Kembali mengangkat tema bencana dan menjual horor kiamat.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 26 Mei 2015, 17:20 WIB
Film 'San Andreas' yang kembali mengangkat tema tentang bencana (YouTube)

Liputan6.com, San Francisco - Kota-kota di Amerika Serikat, dari Los Angeles hingga San Fancisco porak poranda akibat gempa. Gedung-gedung tinggi ambrol dan runtuh, api mengamuk di mana-mana. Tulisan ikon Hollywood copot. Lalu, tsunami menerjang Jembatan Golden Gate.

Meski skenario di atas hanya adegan dalam film, namun apa yang digambarkan sebagai penyebabnya adalah nyata adanya: Patahan San Andreas yang menggeliat dan melepaskan energi yang memicu guncangan dahsyat.

Patahan atau sesar San Andreas memiliki panjang 1.300 km, membentuk batas tektonik antara Lempeng Pasifik dan Lempeng Amerika Utara. Ia membentang bak bekas luka hingga ke California Selatan.

Patahan San Andreas (Wikipedia)


Sesar tersebut dianggap sebagai salah satu patahan paling berbahaya, dan bertanggung jawab atas sejumlah lindu besar dalam sejarah. Termasuk, gempa 7,8 skala Richter San Fransisco 18 April 1906 yang menewaskan 3.000 orang dan memicu kebakaran hebat.

Juga gempa bumi berkekuatan 7,2 skala Richter di Baja, California pada  Minggu 4 April 2010. Setidaknya dua orang tewas dan 100 orang terluka dalam musibah itu.

Dalam film 'San Andreas' yang akan rilis Jumat 29 Mei 2015, dikisahkan, patahan dekat Hoover Dam di Nevada itu pecah. California Selatan diguncang gempa dengan kekuatan 9,1 skala Richter dan disusul dengan lindu yang lebih besar dengan kekuatan 9,6 SR yang menguncang California Utara.

Ahli gempa Badan Survei Geologi Amerika Serikat, Susan Hough mengatakan, meski plot dalam film tersebut tak masuk akal, namun, kata dia, San Andreas pasti akan kembali bangun. Tanpa peringatan.

"Dalam beberapa hal, kita memang menghadapi potensi gempa besar," kata dia, seperti Liputan6.com kutip dari CBS News, Selasa (26/5/2015).

Seberapa Besar?

Meski San Andreas diketahui memicu gempa-gempa besar, namun lindu dengan kekuatan 9 SR atau lebih besar tak mungkin terjadi. Sebab, kata Susan Hough, sesar itu tak cukup dalam dan panjang untuk mengamuk sekuat itu.

Apalagi untuk memicu gempa 9,6 SR yang ada dalam film. Lindu paling kuat sepanjang sejarah terjadi di zona subduksi di lepas pantai, di mana sebuah lempeng tektonik besar menghujam ke bawah lainnya. Pada tahun 1960 gempa 9,5 SR mengguncang Chile.

Pada 2008, USGS memimpin tim yang terdiri dari 300 ilmuwan untuk merinci apa yang terjadi jika gempa 7,8 SR terjadi di selatan San Andreas. Sebagai salah satu langkah antisipasi.

Dari penelitian tersebut diketahui, tak butuh gempa berkekuatan 9 SR untuk memicu malapetaka. Para peneliti mengkalkulasi lindu berkekuatan 7,8 SR bisa menyebabkan 1.800 orang tewas dan melukai 50 ribu lainnya. Ratusan bangunan tua diperkirakan rubuh, pun dengan bangunan pencakar langit.

Model komputer menunjukkan, San Andreas bisa memicu gempa hingga 8,3 SR. Namun, tak lebih dari itu.

Dan, tak seperti di film, patahan San Andreas tak bisa membangkitkan tsunami.

Film 'San Andreas' yang kembali mengangkat tema tentang bencana (YouTube)

Selanjutnya: Gempa Bisa Diramalkan?...


Gempa Bisa Diramalkan?

Gempa Bisa Diramalkan?

Dalam film 'San Andreas', Lawrence Hayes, seorang seismolog dari Caltech diceritakan menjumpai lonjakan 'denyut magnetik' yang membuat California seakan pohon Natal sebelum gempa dahsyat terjadi.

Nyatanya, meski riset telah dilakukan secara berabad-abad, bagaimana memprediksi gempa masih belum dipahami. Gempa belum bisa diramalkan.

Film 'San Andreas' yang kembali mengangkat tema tentang bencana (YouTube)


Setiap pertanda diteliti: perilaku hewan, pola cuaca, sinyal elektromagnetik, pengamatan atmosfer, kadar gas radon dalam tanah atau air tanah. Namun, tak ada yang menawarkan prediksi sahih.

"Kami berharap apa yang nyata terjadi sesederhana yang digambarkan dalam film. Namun tidak demikian. Para peneliti telah mencoba menemukan pertanda gempa yang bisa diandalkan, namun gagal," kata Hough.

Kini, para ilmuwan dan pemerintah fokus menciptakan sistem peringatan dini yang efektif. Jepang punya yang tercanggih, sementara AS baru sekedar prototipe. (Ein/Tnt)

Baca juga: Penampakan 2 `Ular Laut` di California, Pertanda Gempa Dahsyat?

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya