Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diklaim menjadi Presiden Indonesia pertama yang memimpin langsung berjalannya Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Rakornas TPID) VI.
Dalam keterlibatannya ini, Jokowi mencetus pembentukan pasar lelang guna mensejahterakan para petani. Jokowi usai memimpin rakornas tertutup menyampaikan kepada wartawan kalau pemerintah akan membenahi tata niaga pangan dengan membuat pasar lelang.
Advertisement
"Pasar lelang didirikan supaya marjin atau keuntungan yang ada bisa dinikmati petani," ujar dia di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (27/5/2015).
Mantan Walikota Solo ini menegaskan, berbagai upaya dikerahkan untuk mencapai target sasaran inflasi pada level 4 plus minus 1 persen di 2015-2017 dan 3,5 plus minus 1 persen pada 2018.
"Target ini bisa tercapai kalau pemerintah pusat bergerak untuk mengendalikan inflasi, sebab inflasi ada di masalah distribusi, pasokan dan keterjangkauan harga yang harus dilihat secara minggu ke minggu," jelas Jokowi.
Pemerintah, Jokowi mengakui akan fokus pada pembangunan konektivitas pangan (dam, irigasi), konektivitas energi (listrik) dan konektivitas pelabuhan, tol laut.
Menyoal perombakan Perum Bulog, dia memperkirakan butuh waktu lama guna merealisasikannya karena selama ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjadi penyangga.
"Kalau sistem pasar lelang berhasil, lalu Bulog berperan baik, maka inflasi bisa ditekan banyak," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo mengapresiasi kehadiran Jokowi dalam rakornas tersebut. Karena baru kali ini, rakornas TPID dipimpin langsung seorang Presiden.
"Pak Jokowi memimpin langsung rakornas. Sebelumnya baru pada rakornas ke-VI ini Presiden berkenan memimpin langsung forum koordinasi tertinggi pengendalian inflasi ini," terang dia.
Dalam rapat yang berlangsung sekira dua jam lebih itu, Agus menambahkan, Presiden memberi penekanan terhadap perbaikan tata niaga dan observasi harga pangan melalui pasar lelang.
"Sebab kalau harga bergejolak, petani tidak menerimanya. Tapi pedagang besar dan menengah yang menikmatinya," kata Agus.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menjelaskan, saat ini tidak ada pasar lelang sehingga pemerintah tidak mengetahui harga bahan-bahan pokok yang sebenarnya.
"Kalau kita lihat pasar di Tanzania, ada pasar Coklat dan lainnya. Ada lelang sehingga penawaran dan permintaan tercipta di pasar lelang. Jadi harga betul-betul mencerminkan persediaan dan permintaan, kalau sekarang harga sangat ditentukan oleh para tengkulak," tukas dia. (Fik/Ahm)