Liputan6.com, Jakarta Ponsel pintar (smartphone) dan masyarakat modern nyaris tak terpisahkan. Jumlah ponsel pintar diperkirakan sudah melebihi jumlah penduduk bumi.
Menurut data statistik, 80 persen orang memeriksa ponsel pintar mereka selama 15 menit setelah bangun tidur pagi. Sementara itu, di Amerika Serikat, kurangnya tenaga profesional kesehatan mental membuat banyak individu bergantung pada aplikasi ponsel untuk olahraga dan diagnosis, dilansir dari situs Medindia, Kamis (28/5/2015).
Advertisement
Psikiater Harish Shetty berpendapat, aplikasi ponsel yang membantu orang mendeteksi penyakit dan mengakses perawatan medis bisa sangat membantu. Namun, ada beberapa isu yang harus dicermati. Hal pertama adalah informasi tersebut menyebabkan diagnosis berlebih, mengarah pada pemeriksaan mental yang semakin meningkat.
"Masalah yang lebih teoritis yakni nuansa pertanyaan tersebut tidak bisa dipahami tanpa interaksi tatap muka," kata Shetty.
"Masalah berikutnya adalah perkembangan dan intensitas, karena aplikasi tersebut hanya memberi Anda kerangka saja, bukan proses," tambahnya.