Polda Papua: Kelompok Yambi Bertanggung Jawab Penembakan Warga

Akibat penembakan tersebut, 1 orang tewas di tempat dan 5 lainnya kena luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya.

oleh Katharina Janur diperbarui 27 Mei 2015, 23:02 WIB
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jayapura - Kepolisian Daerah Papua menduga, kelompok kriminal bersenjata Yambi pimpinan Tengahmati Telenggen bersama 18 orang anak buahnya menembak 6 warga di Kampung Usir, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Penembakan terjadi di belakang bangunan kantor Kodim Baru di Kampung Pagaleme Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya pada Selasa 26 Mei 2015 pukul 23.00 WIT. Akibat penembakan tersebut, 1 orang tewas di tempat dan 5 lainnya kena luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya.

Kapolda Papua Irjen Pol Yotje Mende mengatakan, pascapenembakan ada sekitar 70 anggota Brimob di bawah kendali operasi Polres Puncak Jaya mengejar kelompok tersebut.

"Kami dibantu dengan TNI melakukan pengejaran. Kelompok Tengahmati juga memiliki senjata sekitar 7-8 pucuk. Saya perintahkan kepada anggota yang melakukan pengejaran untuk menangkap hidup atau mati kepada kelompok ini," kata Yotje di Jayapura, Rabu (27/5/2015).

Korban meninggal yakni Pengga Enumbi (31) belum dimakamkan oleh pihak keluarga. Alasannya, pihak keluarga korban meninggal meminta denda adat kepada keluarga pelaku.

Pertemuan difasilitasi oleh Forkompinda setempat bersama dengan tokoh masyarakat. Sesuai kesepakatan, ada denda adat yang harus dibayarkan antara keluarga pelaku kepada keluarga korban, sebagai pertanggungjawaban perbuatannya.

"Sampai saat ini, polisi masih terus melakukan pemantauan dan penjagaan didalam pertemuan ini, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, jangan sampai ada masalah baru lagi yang timbul akibat negosiasi ini," ungkap Yotje.

Yotje mengatakan, penembakan kepada 6 warga sipil adalah pelanggaran hukum. Apalagi warga sipil yang ditembak sedang beristirahat dan bersantai di dalam rumahnya dengan bermain kartu. Sudah 1 tahun terakhir kelompok tersebut tidak menyerang warga sipil.

"Saat ini kelompok kriminal meratakan semua, apakah itu warga sipil ataupun TNI/Polri. Warga diharapkan tetap jaga kewaspadaan dan jika ada kelompok ini berada di tengah masyarakat, segera melaporkan kepada aparat keamanan," kata dia.

Selanjutnya: Jika Menyerah Jangan Ditembak


Jika Menyerah Jangan Ditembak

Jika Menyerah Jangan Ditembak

Kapolda berpesan kepada anggotanya mengejar untuk tetap mengedepankan sikap persuasif dan tidak membabi-buta mengejar kelompok penembak pekerja bangunan dan tukang kayu yang sedang bersantai itu. Aspek kemanusiaan tetap harus diutamakan.

"Jika kelompok ini menyerah, jangan ditembak. Tetapi jika tidak menyerah, pertama yang saya perintahkan adalah lumpuhkan. Jika tetap ada perlawanan dan menggunakan senjata, ya kita harus lawan. Inilah operasi penegakan hukum," kata dia.

Aparat keamanan memastikan akan terus mengejar kelompok ini. Jika dalam 1-2 pekan ke depan dalam pengejaran tidak ada hasil, maka akan digelar operasi lagi.

"Kita ini ke depankan operasi intelijen jika ada gangguan seperti ini. Jika kelompok ini memancing, saya bisa saja mengerahkan pasukan Brimob sebanyak 2.000 personel. Apalagi Panglima pasti mendukung untuk mencari orang yang membunuh," kata Kapolda.

Kapolda juga membantah penembakan kepada warga sipil merupakan perang terbuka yang dimulai oleh kelompok bersenjata kepada aparat keamanan. Apalagi korban penembakan adalah warga sipil pendatang.

"Kita tidak mau terpancing dengan isu tersebut. Kita tetap ingin berhadapan face to face. Mereka ini kan sengaja memancing," pungkas Yotje Mende.

Selanjutnya: Peristiwa Penembakan...


Peristiwa Penembakan

Peristiwa Penembakan

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan menyatakan, penembakan di Mulia adalah perbuatan kriminal. Pihak TNI akan siap, jika polisi meminta bantuan untuk melakukan pengejaran kepada kelompok pelaku penembakan.

Pada Selasa 26 Mei 2015, 6 warga sipil ditembak orang tidak dikenal di dalam rumahnya. Rentetan tembakan terjadi dari arah sebelah kiri rumah. Keenamnya saat itu sedang bermain kartu di ruang tamu.

"Sekitar pukul 23.00 WIT, tiba-tiba rentetan tembakan terdengar ke arah rumah tersebut. Akibatnya satu orang tewas di tempat dan 5 lainnya kena luka tembak di sejumlah bagian tubuhnya," kata Juru bicara Polda Papua Kombes Pol Rudolf Patrige.

Keenam orang yang terkena luka tembak adalah Suryanto Tandi Payung (26) luka tembak di bagian pantat sebelah kiri, Alfret Tandi Payung (28) luka tembak di lengan tangan kanan, Yulianus Tandidatu (32) luka tembak di tangan kiri bawah dan lengan kiri atas, Yogi Rerang  (21)  luka tembak pada bagian lengan kiri atas, dan Marten Tandi Payung (39)  luka tembak di lengan kanan atas, serta Pengga Enumbi (31) yang terkena luka tembak pada bagian kepala dan tewas di tempat.

Pascapenembakan, Suryanto Tandi Payung, Alfret Tandi Payung, dan Yulianus Tandidatu dievakuasi ke Jayapura menggunakan pesawat Trigana Air dengan nomor penerbangan PK-YPX dan selanjutnya akan dilakukan perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura.

"Situasi Kota Mulia kondusif, namun warga diminta tetap waspada dengan informasi yang beredar di tengah warga," jelas Rudolf. (Mvi)


Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya