Liputan6.com, Semarang - Nasib pengungsi muslim Rohingya yang terusir dari negara mereka, Myanmar, menuai simpati dan solidaritas. Tak terkecuali dari para pelajar di Semarang.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (28/5/2015), dengan khusyuk ratusan murid Sekolah Dasar (SD) Nasima, Semarang, Jawa Tengah, Rabu pagi mengikuti doa bersama di sekolah. Mereka memohon kepada Allah SWT agar melindungi dan memberi kekuatan kepada warga muslim Rohingya yang kini mengungsi di berbagai tempat termasuk Indonesia.
Advertisement
Inilah cara sekolah mengajarkan solidaritas dan persaudaraan terhadap sesama muslim. Serta memupuk kepedulian dan kesetiakawanan kepada sesama.
Lebih dari 1200 muslim dari etnis Rohingya kini mengungsi di Aceh sejak 2 pekan lalu. Mereka ditampung di 3 lokasi yaitu Kuala Langsa, Kota Langsa, Desa Bayuen, Aceh Timur dan Kuala Cangkui, Aceh Utara.
Mereka mengungsi untuk menghindari konflik sektarian di negara mereka, Myanmar. Sebagian kecil diantara pengungsi adalah warga Rohingya dari Bangladesh yang bertetangga dengan Myanmar.
Kondisi pengungsian secara umum baik. Namun di Kuala Cangkui, pengungsi mulai kekurangan air bersih. Air yang selama ini dipasok oleh pemerintah daerah (Pemda) setempat kurang memadai untuk kebutuhan sehari hari.
Para pengungsi terpaksa mandi sehari sekali dan membatasi mencuci pakaian. Bahkan untuk berwudhu pun air bersih kurang. Pengungsi juga kekurangan sarana mandi cuci kakus (MCK). Untuk lebih dari 328 orang pengungsi, dinas sosial kabupaten Aceh Utara hanya menyediakan 2 unit toilet darurat. (Nda/Ali)