Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Penerapan energi baru terbarukan bisa membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan, pemerintah saat ini sedang serius mengembangkan energi baru terbarukan sehingga energi tersebut nantinya bisa menjadi pengganti energi fosil yang terus menipis.
"Pemerintah serius mengembangkan EBT. Energi ini akan tampil di halaman depan buku dan tak lagi hanya sebagai lampiran. Artinya apa? Kalau di dalam lampiran hanay dibaca kalau sempat. Dengan ditempatkan di depan pasti akan dibaca," kata Rida, dalam musyawarah nasional Masyarakat Energi terbarukan Indonesia (METI), ke-6, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis (29/5/2015).
Rida menambahkan, sebagai bukti pemerintah serius mengembangkan energi baru terbarukan, Kementerian ESDM telah mengalokasikan anggaran cukup besar untuk mengembangkan energi tersebut.
"Insya Allah tambah anggaran jadi lebih banyak untuk energi baru terbarukan. Itu untuk mempercepat pengembangan EBT," tuturnya.
Menurut Rida, dengan gencarnya pengembangan EBT, maka akan meningkatkan tingkat elektrifikasi nasional. Dengan adanya listrik tersebut akan mendorong pertumbuhan perekonomian ke depannya.
"Energi terbarukan tidak akan lagi menyandang sebutan energi alternatif tapi akan menjadi energi utama untuk sekarang dan ke depan," pungkasnya.
Rida melanjutkan, Indonesia mempunyai semua hal yang dibutuhkan untuk mengembangkan energi jenis ini. "Lahan tidak masalah, teknologi, finansial juga tidak masalah. Kebanyakan lahan yang digunakan milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," ujarnya.
Selain itu, untuk mendorong pengembangan energi tersebut pemerintah juga telah memberikan beragam kemudahan dan insentif, seperti pembebasan PPN untuk energi panas bumi (geothermal), bebas bea masuk bagi komponen impor dan lain-lain. "Tahun ini kami juga akan punya PP (Peraturan Pemerintah) turunan untuk panas bumi," lanjutnya.
Namun demikian, harus diakui tetap ada hambatan yang menyebabkan energi baru terbarukan ini lambat berkembang, salah satunya yaitu karena membutuhkan teknologi tinggi sehingga harga jualnya yang lebih mahal.
"Tapi tidak perlu dibandingkan, cukup disesuaikan dengan keekonomiannya. Karena energi baru terbarukan ini pasti akan dibutuhkan karena terkait dengan ketahanan energi nasional," katanya.
Selain itu, meski negara lain sudah sukses dengan pengembangan energi baru terbarukan, Rida optimistis bahwa Indonesia juga bisa sukses bila konsisten dalam pengembangannya. "Brasil dan Jerman sudah berhasil di bioethanol. Tapi kita juga akan kuat di biodiesel, karena tahun ini kita sudah canangkan mandatori 15 persen atau yang disebut B-15 dan tahun depan menjadi B-20," tandas dia. (Pew/Gdn)
Pengembangan Energi Baru Terbarukan Bisa Dorong Ekonomi RI
Energi terbarukan tidak akan lagi menyandang sebutan energi alternatif tapi akan menjadi energi utama untuk sekarang dan ke depan.
diperbarui 28 Mei 2015, 13:05 WIBKementerian ESDM juga akan terus mengawasi proses pencampuran biodiesel sebesar 15 persen.
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gus Dur Menyesal Samakan DPR dengan Anak TK, tapi Statemen Berikutnya Lebih Mengejutkan
Luhut Minta Prabowo Pecat Pejabat Doyan Persulit Bisnis
Internship adalah Program Pengembangan Karier yang Berharga: Panduan Lengkap
Arti Pick Me Girl yang Viral di Media Sosial, Fenomena Sosial yang Perlu Dipahami
Saksikan Sinetron Luka Cinta Selasa 18 Februari Pukul 20.25 WIB di SCTV, Simak Sinopsisnya
Memahami Arti Glory dan Dampaknya dalam Sejarah Dunia
6 Resep Ikan Kuah Kuning, Sajian Lezat nan Sederhana
Resep Jus Lobak Putih untuk Meredakan Asam Urat, Mudah Dicoba
Resep Cuko Pempek: Panduan Lengkap Membuat Saus Khas Palembang
Kades Kohod Catut Dokumen Warga untuk Terbitkan Sertifikat HGB di Laut Tangerang Sejak 2023
Otorita Mulai Berkantor di IKN Maret 2025, Apa Selanjutnya?
Arti Dump: Pengertian, Penggunaan, dan Dampaknya dalam Berbagai Konteks