Liputan6.com, Kuala Lumpur - Kasus penemuan kuburan masal ratusan imigran gelap di Malaysia terus dilanjutkan investigasinya. Otoritas Negeri Jiran mengatakan mereka telah menahan 12 orang polisi yang diduga terkait jaringan penyelundupan manusia.
Keterangan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia, Wan Junaidi Tuanku Jaafar. Dia mengatakan polisi yang mereka tangkap termasuk di antaranya mereka yang terlibat langsung atau yang berperan sebagai fasilitator.
Advertisement
"Semua orang ini akan kami investigasi," kata Wan Junaidi seperti dikutip dari Reuters, Kamis (28/5/2015).
"Jika nantinya ada pejabat pemirantah yang tahu mengenai ini tapi tidak mengambil tindakan, ini sebuah pelanggaran, kami juga akan lihat dari sudut pandang itu," tambah dia.
Selain itu, investigasi mendalam atas adanya kuburuan masal, kata Wan Junaidi, akan terus diintensifkan. Mereka pun turut membuka kemungkinan memulai investigasi dari wilayah hutan Thailand.
Permintaan itu, sudah mereka sampaikan pada Otoritas Negeri Gajah Putih. Meski belum memberikan jawaban, permintaan Malaysia sedang dipertimbangkan secara matang oleh Thailand.
Belum Semua Kuburan Ditemukan
Pada kesempatan yang sama, Wan Junaidi tak menutup kemungkinan bahwa adanya jenazah lain yang akan ditemukan. Operasi pembongkaran kuburan masal itu, kata dia, masih terus berlanjut.
"Walau 139 kuburuan sudah ditemukan, kami belum bisa menggali semuanya," ujar dia.
Dia menambahkan, untuk jenazah yang sudah ditemukan, pemeriksaan forensik telah dilakukan. Namun begitu, kapan pemeriksaan selesai belum bisa dipastikannya.
"Tim forensik harus melakukan (pemeriksaan) dengan hati-hati sehingga nanti jenazah bisa menjadi bukti, tapi kami sekarang ini belum bisa pastikan berapa jumlah mereka dan siapa saja mereka,"
Sebelumnya, kuburuan masal yang diduga korban perdagangan manusia ditemukan di perbatasan Negeri Jiran dengan Thailand.
Setidaknya ada 100 jasad yang ditemukan di sekitar kamp yang digunakan pelaku perdagangan manusia untuk menahan para imigran dan pengungsi.
Kuburan-kuburan massal tersebut berada di negara bagian Perlis, di utara Semenanjung, yang berbatasan dengan Provinsi Songkhla, Thailand -- di mana 2 remaja di sana menemukan kuburan massal di kamp yang pernah menahan 800 orang. (Ger/Ein)