Liputan6.com, Jakarta Tidak semua lubang kencing anak laki-laki berada di ujung penis. Pada sejumlah kasus, lubang kencing justru terletak di bawah batang kelamin. Kelainan ini disebut hipospadia.
Ahli Urologi Rumah Sakit Siloam ASRI, Dr dr Irfan Wahyudi, SpU(K) mengatakan, sebagian besar anak dengan kelainan hipospadia memiliki bentuk batang kelamin bengkok. Sehingga, buang air kecil harus jongkok layaknya anak perempuan. Jika tidak, celana bisa basah akibat air seni berserakan.
Advertisement
Dalam diskusi `Kenali dan Pahami Kelainan Genital pada Anak Laki-laki Sejak Dini` di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (28/5/2015) Irfan menyebut hipospadia bukanlah kasus langka. "Ini kasus kelainan genital yang sering banget ditemukan," kata dia menambahkan.
Penyebab hipospadia belum diketahui dengan pasti. Sampai saat ini, angka kejadian hipospadia pada anak sebesar 1:250 sampai 300 jumlah kelahiran laki-laki hidup.
"Hipospadia memang tidak menimbulkan rasa sakit, namun menyebabkan gangguan saat berkemih atau kencing," kata Irfan.
Jika dibiarkan, dapat menyebabkan gangguan pada fungsi reproduksi saat ejakulasi saat mereka tumbuh dewasa dan berumahtangga.
"Pada akhirnya, mereka sulit penetrasi saat berhubungan seksual dan gangguan pancaran ejakulasi," kata Irfan menerangkan.
Namun, dengan kemajuan ilmu kedokteran, Irfan mengimbau agar orangtua yang memiliki anak dengan hipospadia tak perlu khawatir, karena hipospadia dapat disembuhkan melalui tindakan rekonstruksi.