Liputan6.com, Taipei - Kondisi di Laut China Selatan terus memanas. China dan beberapa negara tetangganya terjerumus dalam perselihan akibat saling klaim wilayah yang kaya dengan sumber daya alam ini.
Melihat kondisi tersebut, Presiden Taiwan, Ma Ying-jeou angkat bicara. Dia mengatakan sejumlah wilayah di Laut China Selatan secara jelas adalah milik negaranya.
Advertisement
"Pemerintah Republic of China (Taiwan) menegaskan, baik dalam sejarah, geografi maupun hukum internasional, maka Kepulauan Spratly, Kepulauan Paracel, Kepulauan Zhongsha, Kepulauan Pratas dan perairan sekitarnya adalah wilayah Taiwan," sebut Ma dalam keterangan resminya kepada Liputan6.com melalui kantor dagang dan ekonomi Taiwan di Indonesia, Jumat (29/5/2015).
Oleh sebab itu, ditekankan Ma, tidak diragukan lagi, Taiwan memiliki hak terhadap daerah itu. Hak tersebut pun sudah berdasarkan hukum internasional.
Berdasarkan sejarah, Ma menjelaskan bahwa keempat pulau itu pertama kali ditemukan oleh China, diberi nama, digunakan dan dimasukan ke dalam wilayah teritorinya. Namun, Setelah perang dunia kedua, Taiwan merebut kembali kepulauan di Laut China Selatan dari Jepang tepatnya Pada 28 April 1952.
Kejadian perebutan tersebut pun disepakati dalam sejumlah perjanjian dunia, seperti Peace Treaty San Fransisco dan Perjanjian Damai Sino Jepang.
"Pendudukan Jepang di kepulauan laut Tiongkok Selatan harus dikembalikan kepada Taiwam. Dalam beberapa dekade berikutnya, Taiwan memiliki dan secara efektif mengelola kepulauan Laut China Selatan, juga telah diakui oleh pemerintah asing dan organisasi internasional," tegas dia.
Meski menyatakan beberapa wilayah di Laut China Selatan itu, Presiden Ma menyebut untuk sengketa dengan China, pemerintahnya secara konsisten menganjurkan prinsip dasar kedaulatan, menyisihkan perselisihan, perdamaian dan pembangunan bersama.
"Kami juga siap untuk berpartisipasi secara aktif dalam dialog, secara damai menyelesaikan sengketa, bersama sama menjaga perdamaian dan mendorong pembangunan regional," sebutnya.
"Taiwan bersedia untuk melakukan upaya bersama sama dengan pihak terkait lainnya, menjalankan konsep dan semangat inisiatif perdamaian ini, untuk menyelesaikan sengketa Laut China Selatan, mengembangkan sumber daya Laut China Selatan, seperti Laut China Timur yang telah menjadi Lautan Perdamaian dan kerja sama," tandas Ma. (Ger/Tnt)