Meraba Nasib Sepakbola Indonesia Setelah Sanksi FIFA

Setidaknya, terdapat tiga hal yang bisa terjadi jika Indonesia disanksi FIFA

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 31 Mei 2015, 08:00 WIB
Jelang berlaga melawan Suriah, timnas Indonesia kembali berlatih di Stadion GBK Jakarta, (14/11/2014). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Setelah disanksi FIFA, bagaimana sepakbola Indonesia? Pertanyaan itu mencuat setelah Badan sepakbola dunia itu resmi mengeluarkan sanksi hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Melalui surat tertanggal 30 Mei 2015 dan ditanda tangani oleh Sekretaris Jendral PSSI, Jerome Valcke, FIFA merasa pemerintah dalam hal ini Kementrian Pemuda dan Olahraga, sudah bertindak terlalu jauh.

Sebenarnya, FIFA sudah memberikan kesempatan pada Indonesia agar terhindar dari sanksi dengan memberikan deadline, konflik dengan Kemenpora kelar sebelum 29 Mei 2015. Namun hingga batas yang ditentukan, Menpora Imam Nahrawi tidak kunjung mencabut pembekuan PSSI.

Klimaksnya, pada Sabtu 30 Mei 2015 kemarin, Indonesia dijatuhi sanksi oleh FIFA. Praktis, untuk sementara waktu Indonesia tidak bisa berlaga di level internasional.

Di dalam negeri, Indonesia memang diizinkan menggelar kompetisi mandiri, tapi tidak diizinkan bermain di luar negeri.

Setidaknya, terdapat empat hal yang bisa terjadi setelah Indonesia disanksi FIFA.

Selanjutnya>>


1

1. Indonesia sepi pemain asing

Jelas, sanksi FIFA membuat pemain asing pulang kampung karena tidak diizinkan bermain dinegara yang sedang disanksi. Tentu, ini menjadi preseden buruk bagi agen pemain asing di Indonesia. Padahal, pemain asing di Indonesia rata-rata menjadi pilar penting di klub masing-masing.


2

2. Industri sepakbola mati suri

Setelah hampir dua tahun reda, konflik kepentingan bakal kembali bergejolak. Sepakbola kembali menjadi arena pertarungan di balik meja bukan di lapangan hijau.

Imbasnya, dipastikan sponsor bakal kabur dan ogah menanamkan investasi besar. Tidak salah memprediksi, industri sepakbola Indonesia di semua lini mati suri. mulai dari penjualan marchandise, tiket pertandingan, hak komersial pertandingan.


3

3. Timnas tidak bisa mengukur kekuatan

Praktis dengan sanksi FIFA, Timnas Indonesia tidak bisa mengukur kekuatan karena selama menjalani masa hukuman hingga batas yang belum ditentukan. Indonesia juga tidak memiliki peringkat karena keanggotaanya dicabut.

"Kalau ada yang bilang sepakbola bisa bangkit setelah disanksi FIFA itu menyesatkan, dari mana dasarnya? Bagaimana mengukur kekuatan jika tidak main di level internasional," begitu kata pelatih Timnas U-23, Aji Santoso baru-baru ini.


4

4. Sepakbola bukan lagi lahan mata pencarian menjanjikan di Indonesia

Menjadi pemain sepakbola bukan lagi menjadi mimpi utama anak-anak. Ya, sepakbola bukan lagi menjadi lahan mata pencarian menjanjikan di Indonesia. Bahkan, pemain Timnas U-23 Indonesia, Adam Alis mulai berpikir alih profesi setelah SEA Games. Ya, pemain Persija Jakarta itu ingin mendaftar masuk Tentara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya