Liputan6.com, Jakarta - Partai Nasdem sempat memberikan sinyal untuk mengusung Ahok kembali maju dalam bursa Pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Namun, Partai Nasdem rupanya belum menawarkan secara resmi pinangan untuk Ahok.
"Belum-belum, belum ada tawaran," kata Ahok usai meresmikan peletakan batu pertama Rumah Sakit Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta, Minggu (31/5/2015).
Pada Pemilihan Gubernur 2012 lalu, Ahok masih bergabung di politisi Partai Gerindra. Tapi karena berselisih pandang dengan partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu, Ahok pun memutuskan keluar pada 2014.
Jauh sebelum masuk Partai Gerindra, Ahok sempat menjadi politisi Partai Golkar. Lantaran gonta-ganti partai itu Ahok pun dijuluki kutu loncat oleh Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon.
Merespon tudingan tersebut, Ahok hanya tersenyum kecil dan melontarkan ucapan, "kalau kutu loncat enggak ada yang mau nampung," tutur dia.
Terkait pemilihan gubernur mendatang, Ahok masih belum memutuskan akan maju melalui jalur independen atau didukung partai. Ia mengatakan, saat ini hanya fokus bekerja, membenahi Ibukota.
Meski demikian, suami Veronica Tan itu mengaku masih memantau dukungan masyarakat melalui hasil survei yang ditayangkan di media. "Kita baca koran saja. Saya yakin banyak yang suka bikin survei, kita baca saja. (Maju independen atau lewat partai) Belum gua pikirin, kerja dulu saja," tandas Ahok.
Peluang Ahok
Pengamat Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menilai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) yang baru termasuk berat, khususnya bagi calon perorangan atau independen.
Sebab, dalam Peraturan KPU yang baru itu calon kepala daerah, khususnya dari perseorangan atau independen, harus mengumpulkan 7,5 persen dukungan. Dengan PKPU ini tentunya akan mempersulit Ahok dan calon independen lainnya untuk maju di pilkada. Meski demikian, Arya yakin ketatnya PKPU yang baru ini tak akan menyurutkan semangat Ahok untuk kembali maju di 2017.
Hanya saja, sambung Arya, jika Ahok ingin maju lewat parpol, mantan Walikota Belitung Timur itu harus memperbaiki hubungan yang sempat renggang akibat konflik pembahasan RAPBD DKI 2015.
"Tentu Ahok harus memperbaiki pola hubungannya dengan partai-partai bila ingin mendapatkan tiket dari partai," ucap Arya.
Sementara beberapa waktu lalu Ketua Fraksi Partai Nasdem Bestari Barus mengatakan, partainya sudah mulai melaksanakan seleksi calon peserta pilkada. Partai Nasdem membuka lebar kesempatan kepada Ahok jika bersedia bergabung dalam pilkada serentak.
"Dalam waktu dekat, Nasdem akan menyelesaikan penjaringan calon kepala daerah. Kalau Ahok niat maju lagi dan minta dukungan ke Nasdem, kita kasih," ucap Bestari. (Ndy/Sun)
Advertisement