Liputan6.com, Indramayu - Hari Tanpa Tembakau yang melibatkan para anak muda dan mahasiswa sengaja digelar di Lapangan Blangpadang Banda Aceh, Aceh, untuk menarik perhatian masyarakat.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (31/5/2015), kegiatan itu juga diisi dengan sosialisasi bahaya tembakau dan bahaya rokok serta penggalangan tanda tangan.
Advertisement
Lewat orasi dan ceramah, aktivis Anti Rokok Aceh mengecam keras pencitraan keren dari perusahaan rokok pada generasi muda. "Karena ada kafe yang membuatnya terbalik. Jadi yang diisolasi itu justru yang tidak merokok, sementara kita melewati para perokok. Itu sudah salah. Seharusnya para perokok lah yang harus diisolasi," ucap Kepala Dinas Kesehatan Aceh Media Yulizar.
Di Bundaran Kijang, Indramayu, Jawa Barat, puluhan mahasiswa kesehatan melakukan aksi long march atau berjalan kaki dengan teatrikal tentang bahaya merokok. Sosialisasi bahaya rokok terutama bagi perokok pasif yang sebagian besar kaum ibu dan remaja perempuan dilakukan bersama tukang becak.
"Targetnya adalah para perokok dan cukup banyak di Indramayu yang perokok sehingga perokok pasifnya terkena dampak dari perokok aktif," ucap salah seorang mahasiswi.
Menurut data Litbang Departemen Kesehatan RI, jumlah perokok aktif usia 10 tahun ke atas di Indonesia sekitar 58,75 juta jiwa, lebih dari 10 kali lipat warga Singapura.
Dengan asumsi 600 juta batang rokok dihisap setiap hari dalam 1 tahun, uang yang dibakar saat rokok dihisap lebih dari Rp 225 triliun. Sedikitnya 25 penyakit terkait dengan 4.000 bahan kimia di batang rokok. (Vra/Sun)