Di Sekolah Beratap Terpal, Anak-anak Nepal Pemulihan Trauma Gempa

Melalui gundukan puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa besar 5 pekan lalu, satu per satu anak-anak di Nepal menuju sekolah.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 01 Jun 2015, 12:02 WIB
Anak-anak Nepal pergi ke sekolah setelah guncangan gempa 5 pekan lalu. (Reuters)

Liputan6.com, Kathmandu - Melalui gundukan puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa besar 5 pekan lalu, satu per satu anak di Nepal menuju sekolah pada hari Minggu 31 Mei 2015. Mereka mendatangi kelas-kelas yang diselenggarakan di tenda dan ruang sementara yang terbuat dari bambu dan beratap terpal plastik.

Meski demikian, pelajaran resmi akan dimulai dalam dua minggu.

"Para siswa akan diminta bercerita tentang gempa, dengan guru-guru mereka yang telah menjalani pelatihan untuk membantu anak-anak mengatasi trauma dan menyesuaikan diri untuk kembali ke sekolah," kata pihak sekolah seperti dikutip dari VOA News, Senin (1/6/2015).

Badan PBB untuk anak-anak atau Unicef memperingatkan, anak-anak di Nepal menghadapi tekanan emosional yang belum pernah terjadi sebelumnya, akibat gempa besar 25 April dan lindu susulan 12 Mei. Guncangan 7,9 SR yang menghancurkan lebih dari 8 ribu sekolah di seluruh negeri, sebagian besar di daerah pedesaan.

"Kita tidak bisa meremehkan dampak psikologis pada anak-anak tersebut akibat gempa besar yang berulang-ulang," kata Wakil Kepala Perwakilan Unicef di Nepal, Rownak Khan, pada awal bulan Mei.

Unicef menyatakan kini memprioritaskan dukungan psikologis bagi anak-anak yang menghadapi stres yang berat.

Pemerintah setempat berencana untuk membuka 15.000 sekolah sementara. Banyak murid akan mengikuti pelajaran di kelas yang dibangun di atas lapangan bermain atau di gedung-gedung yang ditandai kata "aman" setelah dilakukan inspeksi.

Belajar mengajar akan dilakukan dalam waktu yang singkat dan lebih fokus pada bermain game dan kegiatan budaya. PBB telah mendistribusikan alat pendidikan yang meliputi teka-teki dan buku gambar.

"Anak-anak sangat senang di sini untuk melibatkan diri dengan berbagai jenis bahan bermain," kata staf Unicef spesialis pengembangan ​​anak usia dini, Shiva Bhusal seperti dikutip dari BBC.

Menurut Unicef, tingkat putus sekolah yang tinggi di Nepal sudah menjadi keprihatinan dunia. Sekitar 1,2 juta anak yang berusia antara 5-16 tahun diketahui tidak pernah bersekolah atau putus sekolah.

Pada Sabtu 25 April 2015 pukul 11.58 waktu setempat, Nepal diguncang hebat. Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter. Akibatnya luar biasa, sekitar 8.600 orang tewas. (Tnt/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya