Perbankan Syariah Ikut Terdampak Perlambatan Ekonomi

Industri perbankan syariah sangat erat hubungannya dengan sektor riil.

oleh Septian Deny diperbarui 01 Jun 2015, 13:48 WIB
Bank (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan sektor perbankan syariah. Namun diperkirakan pertumbuhan industri perbankan syariah akan kembali meningkat para kuartal II 2015 seiring berjalannya program-program pemerintah.

Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Achmad Buchori mengatakan, hal ini lantaran pertumbuhan perbankan syariah erat kaitannya dengan pertumbuhan di sektor riil.

"Perkembangannya industri syariah sangat erat dengan sektor ril, kalau pertumbuhan ekonominya menurun akan kena dampak, pertumbuhan ekonomi kemarin di luar perkiraan dari yang direncanakan," ujarnya di Komplek Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Senin (1/6/2015).

Meski demikian, Buchori berharap pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih baik dari kuartal I sehingga pertumbuhan bank syariah kembali sesuai dengan yang diharapkan pemerintah.

"Di kuartal II akan semakin meningkat. Proyek pemerintah kemarin belum banyak dijalankan, sekarang sudah ada persetujuan dari APBN, sehingga pemerintah sudah mulai jalankan proyek dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan akan tingkatkan kerja perbankan syariah," tandasnya.

Badan Pusat Statisitik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 mencapai 4,71 persen secara tahunan (year on year/yoy), atau turun dibandingkan kuartal I 2014 sebesar 5,21 persen.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan, besaran pertumbuhan ekonomi ini dipengaruhi melemahnya perekonomian di China. "Yang menentukan pertumbuhan ekonomi karena ekonomi China menurun dari 7,4 persen menjadi 7 persen," kata dia.

Penyebab lainnya pelemahan harga minyak mentah dunia. Kemudian penurunan nilai ekspor dan impor di kuartal I dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. (Dny/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya