Liputan6.com, Jakarta - Kondom bukan jaminan terhindar dari kehamilan tak diinginkan serta serangan dari sejumlah penyakit berisiko. Kondom memang mampu meminimalisir kemungkinan itu, hanya saja tidak mengurangi risiko hingga nol.
Walaupun produsen kondom mengikuti panduan kontrol kualitas yang ketat, tapi sejumlah kondom bisa robek saat tersangkut kuku jari. Pun saat seseorang memakainya terlalu kasar. Karet juga mudah rusak kalau disimpan lama.
Advertisement
"Jadi, kondom yang berada dalam keadaan sempurna saat dibeli mungkin kurang bisa diandalkan setelah disimpan selama beberapa tahun," kata Scott Hays dalam buku Built for Sex dikutip Health Liputan6.com pada Selasa (2/6/2015)
Scott melanjutkan, sekali pun memakai kondom yang tidak cacat, kemungkinan sarung karet bergeser selama berhubungan seks tetap ada. "Juga ada kemungkinan tidak menyenangkan saat kondom pecah tanpa terduga, ditambah lagi infeksi penyakit-penyakit yang tidak melulu tergantung pada kontak kelamin langsung, seperti herpes dan kutil kelamin," kata Scott menerangkan.
Dia menyarankan, lebih baik memakai kondom latex daripada `kulit`. Bahan sintesis memiliki pori-pori lebih kecil yang bisa mengurangi risiko menembusnya mikroba yang sulit terdeteksi melewati kondom.