Liputan6.com, Sana'a - Pembrontak Yaman, Houthi, dilaporkan menawan empat orang warga Amerika Serikat (AS). Seorang diantaranya diketahui telah dilepas.
Keterangan tersebut disampaikan langsung oleh Pemerintah Yaman. Otoritas AS pun juga telah mengonfirmasi kabar itu.
Advertisement
Para warga AS diduga kuat ditawan di suatu tempat di Ibu Kota Yaman, Sanaa. Pemerintahaan Yaman yang sekarang sudah dikuasai pemberontak Houthi tidak mau buka mulut di mana para warga AS ditahan.
Mereka juga tak menjelaskan alasan para warga AS itu ditahan."Mereka (warga AS) ada di waktu dan tempat yang tidak tepat," sebut pernyataan resmi Pemerintah Yaman, seperti dikutip dari CNN, Selasa (2/6/2015).
Dari beberapa laporan media di AS, diduga kuat ada seorang warga yang ditahan dan memegang dua kewarganegaraan, Amerika Serikat dan Yaman.
Seorang WN AS dilepaskan
Sementara itu, seorang Warga AS yang sudah lepas dari sekapan pemberontak Houthi diketahui tiba di Oman. WN AS itu bernama Casey Coombs.
Menurut penjelasan Juru Bicara Depatemen Luar Negeri AS, Marie Harf, Combs ada dalam kondisi stabil. Duta Besar serta pejabat kekonsuleran Kedutaan AS di Oman juga telah menemui Combs sesampainya di Muscat.
Harf pun dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Oman. Karena akibat bantuan dan diplomasi pemerintah Oman yang telah membawa warganya ke negara tersebut dalam keadaan aman.
"Kami sangat bersyukur atas bantuan Pemerintah Oman terutama untuk Sultan Qaboos yang telah membantu menyelamatkan warga kami yang telah sampai di Oman," ujar Harf.
Dia mengatakan, usaha AS untuk membebaskan warga yang masih ditahan terus akan dilakukan. Bahkan mereka akan upaya intensif tersebut diluncurkan sampai semua tahanan tersebut dilepas.
Pemerintah AS saat ini masih ada dalam sorotan besar. Pasalnya, sejumlah warganya masih belum dievakuasi dari Yaman.
Beberapa pihak menduga hal tersebut akibat AS telah terlebih dahulu menutup opersional kedutaannya semenjak kondisi Yaman memanas. Alhasil, akibat penutupan tersebut, warga AS yang masih ada di Yaman sulit mendapat akses kekonsuleran serta pelayanan evakuasi. (Ger/Yus)