12 Seni Tari Indonesia Meriahkan Festival di Belanda

Seni tari Indonesia kembali mendunia. Kali ini di Festival Tong Tong di Den Haag, Belanda

oleh Sulung Lahitani diperbarui 02 Jun 2015, 17:12 WIB
Seni tari Indonesia kembali mendunia. Kali ini di Festival Tong Tong di Den Haag, Belanda

Citizen6, Den Haag Satu lagi seniman Indonesia yang turut mempromosikan seni tari Indonesia ke kancah Internasional. Adalah Deasylina da Ary dan Agung Gunawan, seniman asal Desa Pelem, Pringkuku, Pacitan ini sukses tampil dalam festival Tong Tong yang digelar di Den Haag, Belanda, 29 Mei hingga 2 Juni 2015.

Dalam Tong Tong festival kali ini, Deasylina bersama suaminya memperkenalkan berbagai jenis kebudayaan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dalam promosinya, mereka membawakan 12 tarian Indonesia dengan enam tarian berbeda tiap harinya.

Adapun Tari yang mereka bawakan adalah Ngremo Bolet Jombangan, Klono Topeng Yogyakarta, topeng Bapang Malangan, Golek Kayu (karya: Deasy) Panji Linglung (karya: Agung) dan Mimpi (karya duet Agung dan Deasy). Ketiga karya terakhir adalah karya tari kreasi baru dan kontemporer tetapi berdasar dari tari tradisional Jawa.

“Kami diundang oleh artistic direktor Tong Tong yang tahun 2012 yang lalu melihat pertunjukan kami di Melaka Art and Performance Festival Malaysia. Ini adalah kedatangan kami yang kedua di Tong Tong Festival di mana yang pertama adalah di tahun 2013 yang lalu,” ungkap Deasy, Selasa (2/6).

Foto dok. Liputan6.com

Menurut Deasy yang merupakan Dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes) ini, selain mementaskan seni tari, dia bersama suaminya juga memberikan workshop. Materi yang mereka ajarkan adalah tari Eklek yang merupakan salah satu tarian Pacitan. Tarian ini diciptakan oleh Sukarman (ayah Deasy) pada tahun 1978.

“Penonton dan peserta workshop sangat antusias mengikuti pertunjukan dan jalannya workshop yang mereka lakukan. Terlihat dari banyaknya orang yang datang dan memberikan tanggapan positif, dan kami berharap pemerintah Indonesia bisa lebih perhatian terhadap kelangsungan hidup dan eksistensi dari kesenian tradisi Indonesia,” pungkasnya.

Pengirim:

Dwi Purnawan

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya