Liputan6.com, Batam - Perayaan Trisuci Waisak 2559 BE/2015 di Batam, Kepulauan Riau, berlangsung dengan penuh kekhidmatan. Para pemeluk Buddha mengikuti seluruh rangkaian Waisak. Mulai dari prosesi pemujaan hingga pemandian patung Buddha.
Waisak adalah perayaan untuk mengenang hari kemenangan Sang Buddha dalam mencapai kebahagiaan yang tinggi. Dalam khotbahnya, Pandita Taslim pun menceritakan arti penting dalam Trisuci Waisak.
"Bahwa dalam ajaran Buddha, mati itu hanya fisik, dan selalu hidup semua orang akan mencapai Buddha," ucap Pandita Taslim usai melaksanakan prosesi ritual Trisuci Waisak di Wihara Maitreya, Batam, Selasa (2/6/2015).
Ia pun menjelaskan rangkaian kegiatan merayakan tiga peristiwa penting. Yakni kelahiran Pangeran Siddharta, pencapaian penerangan sempurna, dan pencapaian parinibbana atau Buddha wafat.
Sementara, tembang Sakyamoni adalah pujian yang ditujukan pada Sang Buddha, yang dilakukan oleh umat Buddha yang merayakan.
Setelah dilakukan prosesi yang pertama pencapaian penerangan di mana pada waktu itu seorang raja Siddharta Gautama memperoleh penerangan dalam semedinya di bawah pohon bodhi mendapat ajaran Sang Buddha.
Advertisement
Dalam prosesi ini semua pandita jemaat membawakan lilin yang kemudian dinyalakan dengan api keabadian sebagai simbol bahwa Sang Buddha telah membawakan ajaran yang membuat terang jiwa manusia.
Selanjutnya prosesi yang terakhir adalah pengambilan air bunga yang kemudian dimandikan ke patung Buddha sebagai simbol bahwa Buddha tidak mati. Yang mati hanyalah fisiknya, kemudian hidup kembali atau reinkarnasi.
Dalam prosesi semua pandita membawakan bunga yang kemudian diletakkan di bawah miniatur patung Buddha. Patung tersebut kemudian dimandikan dengan diikuti para pemeluk Buddha. (Ans)