Liputan6.com, Bantul - Warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diresahkan kabar yang tersebar lewat media sosial: cacing-cacing keluar dari dalam tanah dalam kondisi lemas. Sejumlah orang mengaitkannya dengan peristiwa gempa 5,9 skala Richter yang pernah mengguncang, Sabtu Wage 27 Mei 2006.
"Dari Bantul merata, wilayah Berbah, Prambanan, sampai Solo, ada fenomena aneh, banyak cacing keluar dari tanah dalam keadaan lemas," demikian kutipan yang menyebar di media sosial.
Penyebar pesan bahkan mengaku, salah satu rekannya yang merupakan anggota Basarnas menganjurkan agar masyarakat siap menghadapi kondisi darurat.
"Karena dulu saat gempa terjadi seminggu setelah fenomena cacing ini juga, analisa awal , terjadi peningkatan aktivitas tektonik di jalur subduksi kidul kuno, akibat terjadi pelepasan energi ke permukaan tanah," demikian lanjut isi pesan itu.
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Pelaksana Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto mengakui adanya kemunculan cacing tersebut di wilayah Karangjati, Kasihan, Bantul.
Namun dirinya melihat fenomena ini terjadi karena adanya fenomena hujan saat musim kemarau. "Memang kemarin saat liburan saya bersama istri saya jalan-jalan, melihat banyak cacing muncul, jumlahnya memang banyak. Dan kemarin kan sempat hujan, dan saat ini panas. Kemungkinan karena kepanasan mereka muncul di permukaan,"kata dia Rabu ( 3/6/2015).
Daryanto mengakui ada beberapa laporan dari warga terkait fenomena ini. Ia berharap masyarakat tidak mempercayai fenomena itu berkaitan dengan gempa.
Namun, ia tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena DIY merupakan daerah yang rawan gempa bumi.
"Sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan jika kemunculan cacing tersebut akan muncul gempa. Jadi masyarakat jangan sampai resah dengan fenomena tersebut, namun tetap waspada karena kita memang hidup di wilayah rawan bencana," katanya.
Sementara itu Kabag Pemerintahan Kelurahan Bangunjiwo Kasihan Bantul Sutadi mengatakan pihaknya belum mendengar adanya fenomena itu di wilayahnya. "Belum melihat itu di daerah saya yang juga di Karangjati," kata dia.
Hal senada juga diungkapkan Widayati warga Karangjati yang juga kader PKK di Karangjati Bangunjiwo. "Belum dengar info itu. Biasanya ada sesuatu yang heboh pasti dengar," ujarnya.
Penjelasan BNPB
Dari Jakarta, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho angkat bicara mengenai fenomena tersebut.
"Menurut saya, cacing dan semut merespons perubahan musim hujan ke musim kemarau," kata dia, Rabu (3/6/2015).
Bagaimana dengan kemungkinan kaitan dengan gempa di wilayah DIY, dan khususnya Bantul?
Sutopo menjelaskan, sejarah mencatat gempa terjadi di wilayah tersebut pada 1943. "Dan ini tahun 2015, apakah mungkin dalam waktu 9 tahun dapat mengumpulkan energi untuk terjadinya gempa seperti 2006 dan 1943? kok rasanya sulit," kata dia.
Sementara, dia menambahkan, Merapi dalam kondisi normal, tak ada tanda-tanda peningkatan aktivitas. "Semoga hewan-hewan hanya menyesuaikan diri dari transisi musim hujan ke musim kemarau saja," tambah dia. (Ein/Yus)
Baca juga: 27-5-2006: Gempa dan Letusan Merapi 'Mengepung' Yogyakarta
Advertisement