Pemprov Sulsel Bakal Gelar Operasi Pasar untuk Jaga Harga Pangan

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melakukan stabilisasi dan menjaga pasokan bahan kebutuhan pokok jelang puasa dan Lebaran.

oleh Eka Hakim diperbarui 03 Jun 2015, 22:30 WIB
Pedagang sembako menunggu pembeli di Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (30/5/2015). Menjelang bulan Ramadhan, harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Makassar - Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) siap menggelar kegiatan operasi pasar untuk menghadapi spekulan harga bahan pokok jelang puasa hingga Lebaran pada 2015.

Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, operasi pasar itu dilakukan jika memang dibutuhkan. Hal itu mengingat harga kebutuhan pokok masih terkendali di Sulawesi Selatan.

"Distributor 9 bahan pokok sangat respons dengan pemerintah provinsi (Pemprov) sehingga tidak menjadi kekhawatiran. Kalau pun ke depan ada lonjakan harga di pasaran atau gejolak harga meroket ada dua penanganannya yang perlu dilakukan yakni pemerintah provinsi akan melakukan stabilisasi serta‎ menjaga pasokan bahan-bahan kebutuhan pokok dengan melibatkan distributor masing-masing, "kata Syahrul, Rabu (3/6/2015).

Sementara itu, Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Makassar mengimbau kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Makassar melakukan peninjauan ke lapangan memantau harga sembako.

Fatma Wahyuddin, Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar mengharapkan imbauan itu  dilaksanakan secepatnya agar bisa dilakukan pencegahan. Komisi B menyarankan agar pekan ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan sudah mengunjungi pusat perbelanjaan, mini market dan pasar-pasar serta distributor pada pekan ini.

"Kami inginkan secepatnya agar bisa dilakukan antisipasi. Selain itu, memantau pelaku usaha yang melakukan aksi penimbunan," kata Fatma.

Fatma menilai, praktik penimbunan bahan-bahan pokok adalah penyebab utama terjadinya spekulasi lonjakan harga di pasar, utamanya pasar tradisional. Sehingga dengan melakukan sidak hal itu dapat terawasi.

"Kami ingin memperjelas, harga sembako stabil atau paling tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan. Jangan sampai harga sembako tidak terkendali tentu akan memberatkan masyarakat jelang Ramadan ini," kata Fatma.

Selain sidak, Fatma mengatakan Komisi B telah memberikan saran agar dilakukan juga kegiatan seperti operasi pasar. Hal itu telah masuk dalam salah satu poin rekomendasi Komisi B ke Pemerintah Kota Makassar.

"Kenaikan harga biasanya terjadi minimal 20 persen. Kami sarankan agar dibentuk pasar murah untuk masyarakat, itu salah satu rekomendasi kita," ujar Fatma.

Wakil Ketua Komisi B Hasanuddin Leo juga meminta Dinas perindustrian dan perdagangan Kota Makassar untuk lebih mengintensifkan pengawasan barang dan jasa di sejumlah pusat perbelanjaan, pasar dan tempat lainnya di kota Makassar, untuk menghindari peredaran produk kadaluwarsa.

"Jika ditemukan, beri teguran atau jatuhkan sanksi," tegas Hasanuddin.

Selain itu, Hasanuddin menegaskan, pihaknya akan melakukan penindakan tegas dengan pencabutan izin usaha bagi distributor atau agen nakal yang melakukan praktik penimbunan sembako.

"Selain sidak disperindag juga harus mengawasi langsung harga di tingkat distributor atau agen, sekaligus mengawasi praktik penimbunan sembako yang dapat memicu kelangkaan dibulan ramadhan," tutur Hasanuddin.

Harga Kebutuhan Pokok

Sebelumnya, dari pantauan Liputan6.com harga sejumlah bahan kebutuhan pokok yang ada di kota Makassar, Sulsel mulai tampak mengalami kenaikan harga. Kondisi ini terjadi sejak sepekan lalu meski puasa masih dua pekan lagi.

Salah satunya yang terjadi di pasar pa'baeng-baeng yang merupakan pasar tradisional teramai kedua ‎di kota Makassar setelah pasar terong.
Di pasar Pa'baeng-baeng yang terletak di Jalan Sultan Alauddin Makassar tersebut terjadi kenaikan harga berbagai macam kebutuhan pokok dimana yang terjadi kenaikan drastis adalah harga bawang merah.

Yang biasanya hanya dijual dengan harga Rp 25.000 naik menjadi Rp 40.000 per kilo gram (Kg). Demikian juga pada bawang putih yang sebelumnya hanya Rp 15.000 spontan naik dengan harga Rp 20.000 per kg.  Tak hanya itu, kenaikan harga juga merembes pada cabai rawit yang biasanya banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sebelumnya hanya Rp 20.000 kini sudah naik menjadi Rp 25.000 per kg. Terlebih lagi ayam potong dari Rp 20.000 naik jadi Rp 25.000 per kg. (Eka H/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya