Citizen6, Jakarta Belakangan ini, cerita sangat pendek menjadi begitu populer di kalangan masyarakat Indonesia. Mulai dari hadirnya akun @fiksimini di Twitter yang membatasi sebuah cerita utuh hanya dalam 140 karakter, hingga adanya komunitas yang mengkhususkan diri untuk menulis flash fiction, seperti komunitas Monday Flash Fiction di jagad Facebook.
Berbagai judul buku pun lahir dari para anggota komunitas-komunitas ini, seperti Cemburu Itu Peluru, Dunia di Dalam Mata, Tu7uh, dan The Best of Monday Flash Fiction yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat pembaca di Indonesia.
Advertisement
Seperti yang dituturkan Ronny Agustinus dalam pengantarnya di buku ini, sebagian pengamat menyimpulkan, maraknya cerita sangat pendek ini disebabkan perubahan sosial dan teknologi yang memengaruhi cara kita membaca. Kesibukan menjadikan kita hanya punya sedikit waktu untuk membaca (dan menulis), sehingga kita lebih suka membaca (dan menulis) cerita sangat pendek, yang bahkan hanya memerlukan beberapa detik atau menit saja untuk menyelesaikannya.
Namun – begitu dikatakan penyusun – mengaitkan genre ini semata-mata dengan teknologi jelas keliru, karena bentuk-bentuk cerita sangat pendek telah dikenal di pelbagai belahan dunia jauh sebelum teknologi informasi dan komunikasi merebak. Contohnya saja fabel-fabel Aesop dari zaman Yunani kuno, atau haibun (prosa dalam bentuk haiku) di Jepang yang dikenal sejak abad ke-17.
Amerika Latin merupakan tempat cerita sangat pendek tumbuh paling subur dalam kesusastraan modern, yang sudah bisa didapati di sana sejak permulaan abad ke-20. Dan, di buku ini pula, kita akan dimanjakan dengan 60 cerita sangat pendek karya 33 penulis terkenal dari berbagai negara Amerika Latin, yang mayoritas ditulis dalam kurun tahun 1960 sampai 2000-an awal.
Mulai dari cerita dengan isi cerita hanya satu kalimat, satu paragraf, sampai lima halaman. Mulai dari cerita yang sangat sederhana, sampai cerita yang butuh lebih dari satu kali baca untuk mencerna habis isinya. Tapi, yang pasti, hampir semua cerita di sini memiliki ledakan yang membuat kita terperangah, terkejut, geregetan, senyum-senyum sendiri, sampai mengumpat, “Sial!”
Yang jelas, buku ini menawarkan cerita-cerita yang sangat ringkas, bermutu, menghibur, dan kepuasan setelah membacanya (terutama bagi para penggemar fiksimini dan flash fiction). Dan pula, kita dapat membacanya kapan pun, di mana pun, tanpa harus takut dapat menguras waktu dan khawatir tidak dapat menamatkannya tanpa terdistraksi dengan urusan-urusan lain.
Berikut saya bocorkan salah satu cerita sangat pendek karya Álvaro Menén Desleal dari El Salvador, yang berudul Pelancong:
Seorang penumpang ke sebelahnya:
“Sudah lihat? Koran mengabarkan kecelakaan pesawat lagi.”
“Ya, sudah: di daftar korban tewasnya ada kita.”
Buku ini ditutup dengan profil singkat para penulis cerita, disertai dengan muasal tulisan. Hal ini tentu saja sangat bermanfaat sebagai bahan rujukan jika ingin mencari dan membaca karya-karya lain para penulis.
Identitas Buku
Judul : Matinya Burung-burung
Penyusun & Penerjemah : Ronny Agustinus
Penyunting : Dea Anugrah
Tebal : 150 hlm
Cetakan : Pertama, April 2015
Penerbit : Moka Media
ISBN : 978-979-795-983-8
Pengirim:
Aam Muizz
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini