Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) melakukan penandatangan nota kesepahaman untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Kedua lembaga tersebut meyakini bahwa pengembangan SDM sangat diperlukan guna membangun profesionalitas tenaga kerja.
Ketua Umum APTISI, Edy Suandi Hamid mengatakan, dalam kerja sama tersebut, Kadin Indonesia dan APTISI sepakat untuk menjalankan langkah sinkronisasi teori dan praktik untuk mengembangkan pendidikan tinggi kaitannya mendorong perekonomian nasional. "Kami merasa memperoleh peluang besar dengan kerja sama ini," kata dia di Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Dia melanjutkan, dengan kerja sama ini APTISI dan Kadin Indonesia berkomitmen untuk membangun sinergi antara kebutuhan SDM usaha dan industri dengan perguruan tinggi. Kemudian, mengembangkan kerja sama dengan program beasiswa, program pemagangan, dan program pelatihan kewirausahaan.
Pihak Kadin sendiri berupaya mendorong dunia usaha dengan memanfaatkan program corporate social responsibility (CSR) untuk program tersebut. "Kalau mencermati banyak negara yang kami sebut negara industri punya hubungan dunia usaha dan perguruan tinggi begitu erat. CSR ke perguruan tinggi. Risetnya inovatif, temuan baru yang bermanfaat ke pengusaha tapi juga bangsanya," ujarnya.
Diakuinya, pengembangan dunia pendidikan masih kurang. Dia bilang, selama ini 80 persen masih menitikberatkan pada teori. Sementara 20 persen baru praktik lapangan. "Tentu bagi dunia usaha berat, ketika menampung perguruan tinggi, masa optimal cukup lama. Dalam kerja sama ini bisa disinkronkan," tandas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto mengatakan, sebenarnya Indonesia sangat diminati oleh para investor asing, namun SDM menjadi salah satu kendala dalam investasi tersebut.
Suryo menjelaskan, dibanding negara-negara lain, sebenarnya Indonesia merupakan tempat berinvestasi yang paling diincar oleh para investor asing. Selain pasar yang besar, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah untuk mendukung investasi.
"Apa yang buat mereka tertarik? Ada Meksiko, Afrika Selatan, Turki, tapi Indonesia yang paling menarik. Karena kita punya resources, big market. Jadi yang membuat Indonesia itu most interesting karena kesempatan yang besar di Indonesia," lanjutnya.
Namun demikian, untuk mendorong investasi ini bukan pekerjaan yang mudah. Selain mempermudah proses perizinan, kesiapan dari sumber saya manusia juga menjadi bahan pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Jadi ini yang harus kita manfaatkan secara optimal. Tetapi kita masih ada kendala, SDM masih kurang. Ini harus segera dibenahi supaya arus investasi tidak terganggu," tandasnya. (Amd/Gdn)
Bangun Kualitas SDM, Kadin Gandeng Asosiasi Perguruan Tinggi
selama ini 80 persen proses pendirikan di Indonesia masih menitikberatkan pada teori. Sementara hanya 20 persen praktik di lapangan.
diperbarui 04 Jun 2015, 13:41 WIBSeleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (ANTARA Foto)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
KPK Tangkap Tangan Gubernur Bengkulu, Eks Penyidik: Hanya OTT Bisa Bongkar Kejahatan Korupsi Tersembunyi
Cara Jual Emas: Panduan Lengkap Mendapatkan Harga Terbaik
Cara Transfer Chat WhatsApp di HP Android Tanpa Google Drive, Ini Informasinya
PPN Bakal Naik jadi 12%, Pengusaha Cemaskan Hal Ini
Cerita Guru SMP di Kudus jadi Duta Teknologi 2024 Kemdikbudristek
Kisah Mbah Ma'shum Lasem Mimpi Bertemu Rasulullah Berkali-kali, Ini Pesan Nabi SAW
Rain or Shine: Drama Korea Lee Junho 2PM yang Wajib Kamu Tonton di Vidio
Cara Menjadi Afiliator Sukses: Panduan Lengkap untuk Pemula
Cara Agar Print Excel Tidak Terpotong: Panduan Lengkap untuk Hasil Cetak Sempurna
Cara Mengetahui Potensi Diri: Panduan Lengkap untuk Mengembangkan Diri
Berkaca dari Kasus Supriyani, PGRI Minta Pemerintah Buat UU Perlindungan Guru
Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 26 November 2024, Ada ACES hingga ELSA