Berasal dari Sipil, Jokowi Diminta Tak Pakai Seragam Militer Lagi

Tanpa mengenakan pakaian militer, menurut Salim, Jokowi tetap akan dihormati sebagai panglima tertinggi TNI.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 04 Jun 2015, 19:10 WIB
Presiden Joko Widodo menerima penyematan baret dan brevet Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jakarta, Kamis (16/4/2015). Presiden Jokowi diangkat sebagai warga kehormatan Pasukan khusus TNI di Markas Besar TNI Cilangkap (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Presiden Joko Widodo menerima penyematan baret dan brevet Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jakarta, Kamis (16/4/2015). Presiden Jokowi diangkat sebagai warga kehormatan Pasukan khusus TNI di Markas Besar TNI Cilangkap (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah tokoh senior nasional yang mengatasnamakan diri Paguyuban Punakawan bertemu Presiden Joko Widodo. ‎Salah satu dari tokoh itu yakni pengamat militer yang juga guru besar Universitas Pertahanan (Unhan), Salim Said.

Dalam pertemuan yang diselingi jamuan makan siang itu, Salim memberi masukan dan kritik kepada Presiden Jokowi. Salah satunya soal pemakaian seragam militer oleh Jokowi saat menghadiri acara TNI.

Salim menyarankan ‎Presiden tidak lagi mengenakan seragam militer. Alasannya, walaupun gelar sebagai panglima tertinggi TNI melekat pada Jokowi, namun Jokowi tetaplah seorang sipil dan bukan berasal dari unsur militer.

"Saya juga mengingatkan Bapak Presiden dengan hormat kerendahan hati, agar jangan membiasakan menggunakan pakaian militer sebab beliau itu sipil," ujar Salim usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (4/6/2015).

Tanpa mengenakan pakaian militer, menurut Salim, Jokowi tetap akan dihormati sebagai panglima tertinggi TNI. Karena itu, ia menganjurkan Jokowi tetap mengenakan pakaian sipil dalam acara-acara TNI.

"Meskipun beliau sipil, menurut UUD, beliau pemegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Laut, Angkatan Darat, Angkatan Udara. Jadi dengan pakaian sipil pun tentara menghormati beliau," ucap dia.

Salim juga mengingatkan pemerintah agar tidak memancing-mancing prajurit TNI untuk terlibat di dalam pekerjaan yang sebenarnya dapat dikerjakan oleh warga sipil. Misalnya menjaga stasiun kereta api atau menjaga keamanan di bandara.

Menurut Salim, keterlibatan TNI dalam pekerjaan warga sipil dapat merusak konsentrasi TNI dalam menjaga keamanan negara dan reformasi TNI yang saat ini sedang dijalankan.

"Kerjakan tugas kalian. Jangan ganggu tentara. Saya bilang kita sudah berhasil reformasi. Jangan tarik-tarik lagi karena implikasinya kita mendidik tentara melakukan pekerjaan sipil. Itu (awal) langkah dia masuk ke politik," ucap Salim.

Masukan ini disampaikan Salim setelah beberapa kali Jokowi terlihat mengenakan pakaian ala tentara saat menghadiri acara yang digelar TNI. Terakhir Jokowi mengenakan seragam Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) lengkap dengan atributnya, saat meresmikan peletakan batu pertama Rumah Sakit  ‎Ridwan Meuraksa Pinang Ranti, Jakarta Timur, 13 Mei 2015 lalu.‎ (Sun/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya