Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengingatkan pemerintah agar berhati-hati saat memberikan subsidi pada beberapa sektor kebutuhan masyarakat, seperti elpiji 3 kilogram (kg), listrik dan biodiesel. Pasalnya, nilai subsidi dipastikan akan semakin membengkak.
Peneliti LIPI Maxensiun Tri Sambodo mengatakan, jika pemerintah tidak ketat saat mengatur subsidi, nilainya dikhawatirkan terus membengkak sehingga membebani keuangan negara.
"Saya mengingatkan kembali pemerintah yang masih beri subsidi, saya pribadi tidak anti subsidi," kata Sambodo, di Jakarta, Jumat (5/6/2015).
Sambodo mencontohkan, nilai subsidi elpiji 3 kg yang saat ini sudah termasuk besar. Dengan bertambahnya konsumsi elpiji dan paket perdana yang disebar dipastikan membuat pemberian subsidi meningkat.
Tak hanya elpiji, Sambodo mengingatkan, subsidi listrik juga berpotensi membengkak seiring bertambahnya penggunaan listrik di masyarakat.
Sementara terkait subsidi biosolar besar Rp 4.000 per liter, dinilai terlampau besar karena melebihi subsidi solar yang hanya Rp 1.000 per liter. "Saat ini pemerintah beri subsidi biofuel 4.000 per liter, lebih besar dari dieselnya sendiri," ungkap dia.
Meski begitu, dia menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini sudah lebih baik dalam mengelola subsidi, setelah mencabut subsidi premium dan menerapkan subsidi tetap pada solar. Kebijakan Jokowi dinilai mampu menekan subsidi energi.
"Setelah pemerintah Jokowi buka premium mengikuti harga pasar di situ mengalami penghematan. Capaian perlu kita puji kemampuan pengurangan subsidi 8 persen, cost-nya terhadap pengeluaran pemerintah itu baik sekali," pungkas dia. (Pew/Nrm)
Advertisement