Mengenang Saat Pesawat Amfibi Sukarno Mendarat di Gorontalo

Sukarno pernah mengunjungi Gorontalo dengan pesawat Catalina dan mendarat di tepi Danau Limboto.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Jun 2015, 19:31 WIB
Sukarno pernah mengunjungi Gorontalo dengan pesawat Patrol Bomber Catalina dan mendarat di tepi Danau Limboto. (kekunaan.blogspot.com)

Liputan6.com, Jakarta - Replika Patrol Bomber Catalina, pesawat amfibi yang mengantarkan Presiden pertama RI Sukarno ke Gorontalo pada 1951, kini dipamerkan di tepi Danau Limboto.

Replika itu terbuat dari ribuan bambu dengan ukuran aslinya, yakni sepanjang 19.35 meter, tinggi 6.85 meter, dan lebar sayap 31.69 meter, serta dua baling-baling.

Komunitas Kelapa Batu menjadi pemrakarsa kegiatan yang berlangsung 1 hingga Minggu 7 Juni 2015 di depan Museum Pendaratan Pesawat Amfibi untuk memperingati Hari Lahir Pancasila, Hari Lingkungan Hidup, serta mengenang hari lahir Sukarno.

Pengunjung bisa menyaksikan sejumlah dokumen sejarah dan film dokumenter lingkungan dari pagi hingga malam hari.

Selain replika, di lokasi itu juga terdapat pojok stand bertuliskan "I Love Danau Limboto, Tapi di Sini Kadang Saya Merasa Sedih" sebagai ajang foto selfie ataupun foto bersama bagi para pengunjung.

"Setelah Indonesia merdeka, Sukarno pernah mengunjungi Gorontalo dengan PB Catalina dan mendarat di tepi danau ini. Dengan pameran bertajuk Hajat di Bulan Juni ini kami ingin mengenang sejarah sekaligus kampanye penyelamatan Danau Limboto," ucap Awaludin selaku ketua pameran di Gorontalo, Sabtu (6/6/2015).

Menurut dia, perlu waktu 2 pekan untuk merangkai pesawat bambu itu. 10 Anggota komunitas bekerja secara sukarela menyelesaikan pekerjaan itu.

Sebelumnya komunitas tersebut empat kali menggelar pameran di lokasi yang sama, dengan tajuk berbeda namun tetap terkait lingkungan dan Sukarno.

Pameran replika pesawat tempur yang pernah membawa Sukarno itu menarik perhatian warga setempat serta pengunjung dari berbagai daerah.

"Saya suka pemandangan di tepi danau ini, masih alami dan ditambah dengan sentuhan sejarah dan kampanye lingkungan. Ini sangat menarik, saya bisa beruntung ke tempat ini dan baru pertama kali," tutur seorang wisatawan asal Jakarta, Tajudin Maulana. (Ant/Ans/Ali)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya