Liputan6.com, Jianli, China - Dalam hitungan jam, jumlah korban tewas akibat kapal Dongfangzhixing tenggelam di Sungai Yangtze, Jianli, Provinsi Hubei, China, melonjak dari 331 menjadi 396 orang pada Sabtu 6 Juni 2015. Sementara, kurang dari 50 orang belum ditemukan.
"Hanya 14 orang dari 456 penumpang dan kru yang selamat dalam kecelakaan tersebut," ucap seorang pejabat Kantor Pusat Penyelamatan di Kota Jianli, Provinsi Hubei, China, seperti dilansir Xinhua, Sabtu (6/6/2015).
Ia menuturkan, lantai paling atas dan dasar kapal bertingkat empat itu menjadi fokus pencarian. "Namun perlu waktu untuk merampungkan pencarian karena tingkat kerusakan dari kapal itu."
Operator Minta Maaf
Sementara Jiang Zhao, general manager perusahaan yang mengoperasikan kapal Dongfangzhixing atau Bintang Timur, memohon maaf atas kecelakaan pada Senin malam 1 Juni lalu. "Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan tim investigasi."
Saat ini lebih 1.400 anggota keluarga telah datang ke Jianli, Provinsi Hubei, di wilayah tengah Tiongkok, tempat kecelakaan terjadi. Banyak dari mereka frustrasi lantaran minimnya informasi yang mereka terima dari pemerintah.
Sebelum tenggelam, kapal Dongfangzhixing itu sedang dalam pelayaran dari Nanjing menuju Chongqing. 14 Orang yang selamat melompat dari atas kapal ketika mulai tenggelam. Kapten dan kepala teknisi kapal, yang juga ikut melompat dari atas kapal, telah ditahan.
Sejauh ini penyebab kecelakaan belum diketahui. Namun berdasarkan penyelidikan awal, Kapal Dongfangzhixing tenggelam akibat amukan badai. Sumber lain menyebutkan akibat amukan tornado.
Pada 2 tahun lalu, data Badan Maritim Cina menunjukkan, kapal tersebut diselidiki karena pelanggaran standar keselamatan. Dan sempat ditahan bersama 5 kapal lain pada tahun 2013 lalu karena masalah keselamatan.
Kecelakaan laut di China yang paling mematikan, yaitu pada November 1999. Ketika itu feri Dashun terbakar dan tenggelam di Provinsi Shandong dengan jumlah korban 280 orang.
Kecelakaan kapal Dongfangzhixing atau Bintang Timur menjadi insiden mematikan di Tiongkok sejak peristiwa tenggelamnya kapal SS Kiangya di Shanghai pada 1948 yang menewaskan sekitar 2.750-4.000 orang. (Ans/Ado)
Advertisement