Kompetisi Indonesia Mati, Ravi Murdianto Bolak-Balik ke Pasar

Ravi juga bertugas menjaga keponakannya dan mulai lebih fokus kuliah.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 06 Jun 2015, 23:23 WIB
Ravi Murdianto (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pemain nasibnya tak jelas setelah jatuhnya sanksi FIFA kepada sepak bola Indonesia. Tak adanya kompetisi membuat para pemain harus memutar otak demi mencari sesuap nasi untuk kehidupan mereka sehari-hari.

Sebagian pemain memutuskan bermain tarkam (antar kampung), sementara sebagian lainnya memilih menjalani usahanya. Kiper jebolan Timnas Indonesia U-19, Ravi Murdianto, mengaku memiliki kegiatan lain selama tidak adanya kompetisi.

Selain mengikuti pertandingan sepak bola tarkam, Ravi juga banyak membantu orang tuanya di rumah. Ravi juga mengaku mulai fokus untuk kembali mengikuti kuliahnya di Yogyakarta, setelah lama absen akibat kesibukan di sepak bola.

"Kalau ada tawaran, ya main tarkam. Kadang di dekat rumah atau di luar kota. Hitung-hitung untuk uang di rumah," jelas Ravi Murdianto di Lapangan C, Senayan, Jakarta, Sabtu (6/6/2015).

"Di rumah bantu-bantu orang tua. Orang tua juga ke pasar dan saya mengantar selain menjaga keponakan. Saya juga kembali ikut kuliah di Yogyakarta, satu minggu tiga kali," tambahnya.

Ravi sendiri pada Sabtu (6/6/2015) mengikuti pertandingan persahabatan bertajuk ‘Bersatu dan Bangkit Sepakbola Indonesia’. Dalam pertandingan itu juga terdapat sejumlah pemain ternama Indonesia seperti Hamka Hamzah, Bambang Pamungkas, Ponaryo Astaman, Cristiano Gonzales, Samsul Arif, dan lain-lain.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya