Menguak Jejak-jejak Kejayaan Sriwijaya

Museum Sriwijaya menjadi tempat satu-satunya yang menyimpan dan melestarikan berbagai artefak dari zaman kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 09 Jun 2015, 13:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta Museum Sriwijaya merupakan museum yang menyimpan dan melestarikan berbagai artefak peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Dilengkapi fasilitas moderen berupa teater mini, museum yang berlokasi di dalam kompleks Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, tepatnya di Jalan Syakirti Karang Anyar, Palembang ini menyimpan lebih dari 400-an koleksi, yang di antaranya berupa pecahan keramik, arca, prasasti, hingga pecahan kapal.

Terdapat tiga prasasti utama yang menjadi koleksi Museum Sriwijaya yang juga menjadi penanda keberadan kerajaan maritim tersebut di Palembang. Pertama, Prasasti Kedukan Bukit (1682 M), berisi tentang perjalanan Dapunta Hyang Sriwijaya yang diiringi oelh 20.000 tentara melalui laut dan 13.200 lainnya melalui darat. Secara umum prasasti tersebut menceritakan tentang kemenangan dan keberhasilan kerajaan Sriwijaya.

Kedua, Prasasti Telaga Batu yang menceritakan struktur birokrasi pemerintahan Sriwijaya. Dari prasasti inilah terkuak anggapan dasar bahwa pemerintahan Sriwijaya sejak lama telah mengenal sistem pemerintahan yang kuat. Selain itu dalam Telaga Batu juga dijelaskan tentang heterogenitas masyarakat Sriwijaya yang sudah bekerja dalam berbagai bidang, seperti perancang bangun (arsitek), pendeta, hingga tukang cuci.

Foto dok. Liputan6.com

Ketiga adalah Talangtuo, prasasti ini menceritakan tentang pendirian taman bernama Srikesetra. Pembuatan taman tersebut merupakan nazar Dapunta Hyang karena telah mendapat kemenangan. Srikesetra merupakan taman yang dibangun khusus untuk digunakan oleh seluruh penduduk Sriwijaya. Selain tiga prasasti tersebut, terdapat satu prasasti lainnya yang bernama Prasasti Bukit Siguntang, yang berisi tentang peperangan hebat yang dialami oleh kerajaan Sriwijaya.

Selain prasasti, di Museum Sriwijaya juga terdapat koleksi berbagai arca, baik yang bernapaskan Hindu maupun Buddha. Cahyo Susianingsih, Kasi Pengelolaan Koleksi Museum Sriwijaya, saat ditemui Tim Liputan6.com yang ditulis pada Minggu (7/6/2015) mengungkapkan,  peninggalan arca Buddha lebih banyak ditemukan di pusat pemerintahan, yaitu di wilayah Palembang saat ini. Sedangkan peninggalan arca Hindu lebih banyak ditemukan di luar wilayah Palembang. Berbagai peninggalan tersebut antara lain arca Trimurti yang bernapaskan Hindu, dan arca Brahma, Siwa, Wisnu yang merupakan arca bernapaskan Buddha.

“Sebagai kepala pengelola, saya mengharapkan Museum Sriwijaya bisa berbicara di kancah internasional, karena bicara tentang Sriwijaya bukan hanya bicara tentang Indonesia, tapi juga dunia. Lebih dari itu, saya mengharapkan masyarakat Indonesia bisa memahami arti penting dari museum bagi keberlangsungan kebudayaan, mengingat bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya,” kata Cahyo melanjutkan. (Ibo/Igw)

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya