60 Pegawai KAI Pelajari Kereta Super Cepat dari China

PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengirimkan 60 pekerjanya ke China.‎

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Jun 2015, 08:20 WIB
Negara-negara ini telah mengalahkan Indonesia dalam hal teknologi kereta api cepat. Apa saja?

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengirimkan 60 pekerjanya ke China untuk belajar mengenai industri kereta api di Negeri Tirai Bambu itu.

Para pegawai KAI tersebut setidaknya akan menimba ilmu di China selama lima hari. Nantinya para pegawai KAI tersebut akan mempelajari sistem teknologi dan pelayanan di beberapa stasiun kereta api.

‎"Memang tujuan utamanya adalah belajar, dengan itu bisa menambah pengetahuan, waktu yang terbatas ini saya harap bisa di optimalkan‎," kata Direktur Logistik dan Pengembangan PT KAI (Persero), Hanggoro Budi Wiryawan seperti ditulis Selasa (8/6/2015).

Setidaknya ada beberapa stasiun yang akan menjadi tempat belajar para pegawai KAI, yaitu CRH‎ Beijing Station dan Stasiun Tianjin.

Tak hanya melakukan orientasi di dua stasiun tersebut, para pegawai KAI juga akan difasilitasi untuk menaiki beberapa kereta cepat di China.

"Jadi apa yang bagus di sana, bawa ke sini lalu kita aplikasikan di sini. Saya yakin banyak yang bisa dipelajari di sana," tegas dia.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo‎ telah bertemu dengan Presiden China Xi Jin Ping di Jakarta Convention Center pada 23 April lalu. Pertemuan salah satunya membahas mengenai realisasi pembangunan kereta super cepat Bandung-Jakarta, yang akan menjadi kereta tercepat di Indonesia.

Dikutip dari dokumen perjanjian antar kedua belah pihak yang diterima Liputan6.com, salah satu isi perjanjian disebutkan, kereta cepat yang akan dibangun memiliki kecepatan 350 kilometer (km) per jam.

Kereta itu dibuat dengan desain yang sesuai dengan standar teknis China dan dengan menggunakan peralatan dari Negeri Tirai Bambu itu berdasarkan model kerjasama yang disepakati.

Dalam dokumen tersebut juga diungkapkan‎ kerja sama Indonesia dengan China tersebut memiliki ruang lingkup menentukan model kerjasama melalui konsultasi bersama berdasarkan hasil dari studi kelayakan dan dengn tunduk kepada peraturan perundang-undangan Indonesia dan Tiongkok.

‎Selain itu, kedua pihak sepakat untuk berkolaborasi secara dekat dalam desain, pengadaan, konstruksi, pendanaan, manajemen transportasi, dan perawatan proyek, dan juga pelatihan staf pengoperasian dan perawatan, pembangunan kapasitas, dan pembuatan peralatan perkeretaapian secara lokal untuk kereta super cepat Indonesia.

Adapun perusahaan BUMN yang terlibat yaitu PT Wijaya Karya (Persero) sebagai pemimpin proyek memiliki mitra yaitu PT Jasa Marga (Persero), PT Industri Kereta Api (Persero), PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) dan PT Len Indonesia (Persero).

Sementara dari pihak China, konsorsium perusahaannya akan dipimpin oleh China Railway yang memiliki anggota China Railway International Co. Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, The Third Railway Survey adan Design Institute Group Corporation (TDSI), Chin Academy of Railway Sciences, CSR Corporation Limited dan China Railway Signal & Communication.‎ (Yas/Ndw)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya