Liputan6.com, Jayapura - Ratusan warga menutup akses ke Perumahan Organda di Jalan Abepura, Papua. Akibatnya, mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura tidak dapat masuk ke kampus karena jalan itu juga akses ke perguruan tinggi tersebut. Jalan tersebut pun sempat lumpuh.
Massa dari Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) dan gabungan warga Perumahan Organda memalang pintu masuk perumahan pukul 06.00 WIT-08.10 WIT, Selasa (9/6/2015). Aksi ini merupakan buntut dari penyerangan 50-an orang tidak dikenal ke perumahan tersebut.
Advertisement
Mereka kecewa karena pemerintah daerah tidak merespon permasalahan yang menewaskan dua orang penduduk setempat itu.
Aksi yang berlangsung selama dua jam itu sempat membuat lumpuh ruas Jalan Abepura. Sebab, pemalangan dilakukan menggunakan kayu dan ranting-ranting pohon. Mereka juga membakar ban bekas.
Warga setempat, Paulus, mengatakan warga kecewa dengan sikap para pimpinan daerah. Apalagi permasalahan tersebut dua orang masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara.
"Kami ingin ada tindakan tegas dari pemerintah terkait masyarakat ilegal yang tidak memiliki identitas dan selalu membuat ribut di kompleks kami. Usir mereka dari sini, tak ada kata ampun lagi," kata Paulus dalam aksi tersebut.
Aksi itu langsung dibubarkan anggota kepolisian Polda Papua. Api langsung dipadamkan dengan mobil water canon.
Kapolresta Jayapura AKB Jeremias Rontini menuturkan, polisi dan TNI masih menjaga lokasi kejadian penyerangan warga. Ada 250 personel gabungan yang disiagakan menjaga lokasi tersebut untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan.
Menurut dia, motif penyerangan tersebut karena warga yang bermukim di atas bukit dekat Perumahan Organda tak senang atas kegiatan siskamling yang digiatkan warga perumahan. Padahal, warga Organda justru merasakan manfaat dari siskamling ini.
"Apalagi siskamling bisa menekan angka kriminalitas seperti pencurian dan sebagainya. Saat ini kami juga terus mencari pelaku penyerangan disertai pembunuhan. Polisi telah mengantongi identitasnya," jelas Rontini.
Sehari sebelumnya, sekitar pukul 15.00 WIT, warga perumahan Organda mengamuk dan membakar 9 rumah yang terletak di atas perbukitan dekat perumahannya. Pembakaran ini imbas dari penikaman yang dilakukan sekelompok warga yang bermukim di atas perbukitan terhadap Ketua RT 2 RW 4, Perumahan Organda Fredrik Lasamahu hingga tewas dalam rumahnya.
Tak hanya itu, sekelompok orang ini juga menikam hingga tewas Simon Teluke yang saat itu hendak menolong ketua RT nya.
Akibat kejadian itu, lebih dari 20 rumah di perumahan Organda juga dirusak oleh sekelompok orang dengan benda tajam dan lemparan batu. Kemudian lebih dari 8 motor dan hewan ternak ikut dibakar. (Bob/Rmn)