Liputan6.com, Jakarta Fisikawan Stephen Hawking (73) mengatakan akan mempetimbangkan untuk melakukan bunuh diri yang didampingi atau dibantu orang lain selama prosesnya, terutama ketika ia merasa sudah benar-benar menjadi beban untuk orang-orang yang ia cintai.
“Membiarkan orang lain hidup dalam keadaan yang tidak mereka inginkan, adalah bentuk penghinaan terbesar,” ujarnya pada sebuah interview dengan Dara O’Brian yang dikutip People, Rabu (10/6/2015).
Advertisement
Tentu Hawking tidak serta-merta ingin mengakhiri hidupnya. Ada beberapa kondisi atau syarat jika ia memang harus melakukannya. “Saya akan mempertimbangkan kemungkinan bunuh diri yang didampingi dan dibantu, hanya jika saya mengalami rasa sakit yang hebat atau jika saya merasa sudah tidak bisa lagi berguna bagi orang-orang dan menjadi beban buat mereka,” tambahnya.
Hawking didiagnosis mengidap penyakit motor neuron sejak berusia 21 tahun dan sudah puluhan tahun lamanya ia hidup di atas kursi roda. Namun ia percaya bahwa ia masih berguna bagi dunia.
“Terkutuklah jika saya harus mati sebelum saya menyingkap lebih banyak lagi tentang alam semesta ini,” ujarnya. (Aji)