Menkes Apresiasi Program Stop BABS di Bangka Tengah

Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek memberikan apresiasi terhadap program stop buang air besar sembarangan yang sedang digencarkan

oleh Liputan6 diperbarui 09 Jun 2015, 16:53 WIB
Menkes Nila F Moeloek , memberikan keterangan hasil investigasi terkait Buvanest Spinal di Gedung Kemenkes, Jakarta, Senin (23/3/2015). Nila mengatakan PT Kalbe Farma lalai saat memproduksi obat bius Buvanest Spinal. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Nila Farid Moeloek memberikan apresiasi terhadap program stop buang air besar sembarangan (BABS) yang sedang digencarkan di Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung.

"Saya sangat bangga masyarakat daerah ini sudah mendeklarasikan diri stop buang air besar sembarangan," ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Koba, Selasa (9/6/2015).

Ia menjelaskan, stop buang air besar sembarangan itu penting bagi kesehatan warga, lingkungan dan kesehatan orang di sekitar.

"Saya bangga melihat anak pelajar mendeklarasikan diri stop buang air besar sembarangan dan menyanyikan lagu khusus untuk mengajak masyarakat mengubah perilaku buruk buang air besar sembarangan," ujarnya.

Menurut dia, buang air besar sembarangan memang sekarang menjadi persoalan kesehatan yang tidak bisa dianggap lumrah.

"Perlu gerakan bersama baik masyarakat dan pemerintah daerah memiliki komitmen yang kuat untuk menjalankan program BABS," katanya.

Sementara Bupati Bangka Tengah, Erzaldi Rosman mengatakan sekarang ini baru 20 dari 56 desa yang sudah menerapkan program stop buang air besar sembarangan.

"Kami sangat gencar menjalankan program stop BABS karena kejadiannya sudah cukup parah di masyarakat terutama mereka yang tinggal di pedesaan," ujarnya.

Ia mencontohkan, masih ada orang usia dewasa yang membuang air besar sembarangan dengan dimasukkan ke dalam plastik dan kemudian dibuang ke dalam hutan.

"Kami sudah membentuk duta stop BABS dari kalangan pelajar untuk memberikan kesadaran kepada kalangan orang tua untuk mengubah perilaku buruk tersebut," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya