Liputan6.com, Jakarta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengkritisi hasil survei AGB Nielsen, yang selama ini menjadi acuan lembaga penyiaran maupun perusahaan periklanan. Padahal belum tentu sebuah program televisi yang memiliki rating dan share tinggi, juga memiliki kualitas yang bagus.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (10/6/2015), untuk mencari tahu bagus tidaknya sebuah program televisi, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI), melakukan survei di 9 kota, melibatkan 9 perguruan tinggi negeri.
Mereka meminta 810 orang panel ahli untuk meneliti semua program siaran yang ditayangkan di 15 televisi bersiaran nasional, periode Maret sampai April 2015.
Dari nilai 1 sampai 5, mereka memberi angka 4 untuk program berkualitas baik. Sejauh ini baru tayangan religi dan wisata budaya yang dianggap berkualitas. Sedangkan acara variety show, infotainment dan sinetron dianggap berkualitas buruk karena memiliki skor di bawah 4.
Namun anehnya, justru program berkualitas buruk itulah yang diminati penonton dan pemasang iklan. Hasil survei AGB Nielsen inilah yang dikritisi KPI. (Dan/Ado)
Advertisement