Makna Pemasangan Bleketepe di Rumah Menantu Jokowi

Pemasangan bleketepe merupakan salah satu tradisi dalam penikahan adat Jawa. Bleketepe adalah sebutan untuk anyaman dari daun kelapa.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Jun 2015, 10:00 WIB
Pemasangan bleketepe merupakan salah satu tradisi dalam penikahan adat Jawa. Bleketepe adalah sebutan untuk anyaman dari daun kelapa.

Liputan6.com, Solo - Hari kedua prosesi pernikahan putra pertama Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda, kesibukan terlihat di rumah calon mempelai perempuan di Jalan Jalan Kutai Raya, Sumber, Solo, Jawa Tengah.

Pada Rabu (10/6/2015) kedua orangtua Selvi, Didit dan Partini, memasang beleketepe (anyaman daun kelapa) di depan rumah. Kedua orangtua Selvi mengenakan pakaian adat jawa, di mana sang ayah mengenakan beskap, sarung batik, dan belangkon. Sedangkan sang ibu mengenakan kebaya, kain batik serta konde.

Pemasangan bleketepe merupakan salah satu tradisi dalam penikahan adat Jawa. Bleketepe adalah sebutan untuk anyaman dari daun kelapa yang dijadikan atap atau peneduh saat prosesi pernikahan berlangsung.

Disebutkan, tatacara ini mengacu pada ajaran Ki Ageng Tarub, salah satu leluhur raja-raja Mataram. Di mana ketika menikahkan putrinya, Dewi Nawangsih dengan Raden Bondan Kejawan, Ki Ageng membuat peneduh dari anyaman daun kelapa.

Namun pemasangan bleketepe dalam pernikahan modern hanya sebagai simbol. Sebab peneduh sudah digantikan dengan pemasangan tenda.

Mengikuti tradisi, Ayah Selvi naik tangga sedangkan ibunya memegang tangga sambil membantu memberikan bleketepe kepada suaminya. Tradisi ini sebagai simbol gotong royong kedua orangtua yang menjadi pengayom keluarga.

Hari ini, kedua calon pengantin akan mengikuti acara siraman, selanjutnya pada Rabu malam akan dilangsungkan acara midodareni. Pada bagian ini, kedua calon mempelai tidak diperbolehkan bertemu. Diagendakan malam nanti, keluarga Jokowi akan bertemu dengan keluarga Selvi Ananda. (Sun/Mut)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya