Liputan6.com, Jakarta - Senyum di wajah cantik Angeline tak akan terlihat lagi. Tubuh mungil bocah 8 tahun itu kini telah terbujur kaku di kamar mayat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali.
Kini Angeline yang dikabarkan hilang sejak 16 Mei 2015 itu tak akan pernah pulang.
Wajah ayunya saat ini hanya bisa dikenang lewat foto-fotonya yang tersimpan dalam Fanpage Facebook 'Find Angeline - Bali's Missing Child'. Akun itu dibuat khusus keluarga saat pencarian Angeline.
Tercatat 6.397 akun memberikan tanda sukanya pada fanpage tersebut. Namun kini setelah berita kematian Angeline, fanpage itu dibanjiri makian.
Advertisement
Dalam keterangannya, pembuat akun 'Find Angeline-Bali's Missing Child' yang diduga merupakan kakak angkat Angeline itu bercerita, sang ibu angkat mengadopsi bocah itu sejak usianya baru 2 hari. Hingga menutup mata pada usia 8 tahun, Angeline tinggal di Jalan Sedap Malam, Sanur, Denpasar, Bali bersama ibu angkatnya, Margriet Megawe.
Dalam akun FB ini, diceritakan pula tentang kabar Angeline yang semasa hidupnya pernah berdarah di hidung karena dipukul sang ibu. Namun kabar yang diembuskan mantan pembantu di rumah itu juga dibantah lewat akun FB ini seperti dikutip Liputan6.com pada Selasa (10/6/2015).
"Ini tak benar. Hidung Angeline memang sering berdarah sekitar pukul 12.00-16.00 jika cuaca di luar sangat panas."
Tak cuma klarifikasi. Dalam akun itu juga memuat sejumlah foto-foto kenangan manis Angeline semasa hidupnya, sejak masih bayi hingga dia bersekolah. Namun hingga kabar penemuan jasad Angeline di rumah tersebut, belum ada tanggapan dari pengelola akun 'Find Angeline-Bali's Missing Child'. Posting-an terakhir akun itu terpantau pada 7 Juni 2015 yang isinya tentang permintaan sang ibu angkat yang meminta anaknya dikembalikan.
Selanjutnya: Saat Hilang...
Saat Hilang
Saat Hilang
Dalam FB ini juga diceritakan tentang kronologi hilangnya Angeline versi keluarga angkat. Diceritakan, bocah itu terakhir kali terlihat pada 16 Mei 2015, sekitar pukul 14.30 Wita.
"Ibuku melihat Angeline meminjamkan pensilnya kepada seorang pembantu. Ibuku lalu masuk ke dalam rumah dan Angeline bermain di taman," isi kutipan dalam akun fanpage tersebut.
Dia melanjutkan, sekitar pukul 15.00 Wita sang ibu Margaretha Magawe mencari anak angkatnya mulai dari rumah, taman, jalan, hingga bertanya ke tetangga. Namun Angeline tak kunjung ditemukan.
"Ibuku bersama kakakku lalu pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan kehilangan. Tapi sudah terlambat. Dan polisi tak segera datang. Mereka berjanji datang keesokan paginya. Saat ini sudah 24 jam sejak Angeline menghilang."
Selanjutnya: Menteri Diusir?
Advertisement
Menteri Diusir
Menteri Diusir?
Dalam akun itu pula, keluarga mengklarifikasi tentang kedatangan 2 menteri yang ditolak masuk ke rumah tersebut. Dia mengaku tak mengetahui tentang kedatangan 2 menteri tersebut.
"Untuk klarifikasi, tidak ada yang mengusir atau melarang Pak Menteri. Kami sekeluarga tidak pernah menerima informasi sebelumnya akan kedatangan beliau, sedangkan ibu kami sudah beberapa hari dalam keadaan kurang sehat dan tertekan," tulis dia pada 5 Juni 2015.
"Sedangkan saya sedang bekerja dan adik saya Christina pun sedang melakukan kegiatan di luar rumah."
Kata 2 Menteri
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Yuddy Chrisnandi menyempatkan diri mampir ke rumah Angeline untuk menyampaikan simpati usai kunjungan kerja di kawasan Kuta, Bali, Jumat 5 Juni 2015.
Namun yang terjadi, kedatangan Yuddy justru ditolak petugas keamanan sewaan atas permintaan Margaretha Magawe, ibu angkat Angeline.
"Kalau melihat (rumah) tertutup begini, Anda minta surat sama Kapolresnya, Anda masuk ke dalam untuk periksa, tidak boleh ada yang menghalangi untuk pemeriksaan polisi," ucap Yuddy.
Lalu pada 6 Juni 2015, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise juga mendatangi rumah itu.
Namun, dia tidak mendapat sambutan hangat dari sang empunya rumah yang tidak lain adalah ibu angkat Angeline. Yohana tidak diperkenankan masuk. Padahal sejak pagi, petugas keamanan kampung atau pecalang sudah bersiap mengamankan kedatangan sang menteri.
Kakak angkat Angeline bernama Cristine menyampaikan kepada Kepala Lingkungan Banjar Kebok Kori, Denpasar, Ketut Stapa bahwa ibunya tidak mau menerima tamu, siapa pun orangnya.
Stapa menyampaikan dia telah menggelar mediasi antara Menteri Yohana dengan keluarga Angeline. Namun pihak keluarga Angeline tetap tidak berkenan bertemu. (Ndy/Sss)