Pengusaha India Minat Tanam Modal di Sulawesi Selatan

Pengusaha India dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berencana untuk menjalin kerja sama di sektor farmasi.

oleh Eka Hakim diperbarui 12 Jun 2015, 15:26 WIB
Ilustrasi Kota Makassar, Sulawesi Selatan. (www.indonesia.travel)

Liputan6.com, Makassar - India berencana akan membuka kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Dalam kerja sama ini India ingin menanamkan modalnya di sektor pertanian dan perkebunan.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu'mang mengatakan, banyak faktor yang menjadi pertimbangan India saat melirik Sulawesi Selatan. Salah satu pertimbangannya Sulawesi Selatan memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Biasanya, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, pendapatan per kapita Sulsel juga cukup tinggi.

"Duta Besar India, Gurjit Singh menjanjikan akan membawa pelaku bisnis dari India ke Sulsel. Dimana sebelumnya India sudah berinvestasi di beberapa daerah lainnya di Indonesia seperti Jawa, Bali, Kalimantan Timur dan Sulawesi Utara (Sulut), "kata Agus, di Makassar, Jumat (12/6/2015).

Menurut Agus, setiap tahun nilai ekspor dari Sulsel ke India mencapai US$ 11 juta. Komoditas yang diekspor antara lain jambu mete, cokelat, dan lain-lain. "Jadi saya bilang lebih baik pabrik jambu mete dibawa ke sini supaya bahan bakunya lebih terjamin, kakao juga demikian," ujar Agus.

Untuk pelaksanaan lebih matang ke depan, Agus menuturkan telah merencanakan pertemuan yang lebih intensif antara pemerintah provinsi dengan pengusaha India.

Selain berencana untuk berinvestasi di sektor pertanian, Agus dan Singh juga membicarakan kemungkinan kerjasama di bidang farmasi atau obat-obatan. "Produk farmasi India berkualitas bagus dengan harga murah. Ia mencontohkan, cairan infus harganya bisa 10 kali lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Indonesia," ungkap Agus.

Namun sayangnya, Agus menjelaskan, kerja sama di sektor farmasi tersebut masih terganjal belum adanya regulasi yang menfasilitasi di tingkat pusat. "Masalahnya adalah regulasi di tingkat pusat yang sulit. Padahal kalau obat-obatan di India harganya lebih murah, kalau BPJS pakai obat dari India, maka akan lebih banyak masyarakat yang memanfaatkan," terang Agus.

Sementara Gurjit Singh mengatakan bahwa pihaknya membahas pertumbuhan ekonomi di Makassar dan Sulsel kedepannya. "Yang dibahas adalah pertumbuhan di bidang ekonomi dan perkembangan bidang pendidikan, banyak universitas bagus di sini, banyak kesempatan yang terbuka lebar di Sulsel," ujarnya.

India, kata Gurjit, memiliki anggaran hingga US$ 15 miliar untuk investasi di Indonesia, tetapi belum ada investasi di Sulsel. Kedepannya ia akan mengirimkan delegasi bisnis untuk berkunjung dan melihat peluang-peluang yang ada di Sulsel, dan membuka perdagangan di sini.

"Salah satunya dalam bidang pendidikan akan ada pertukaran mahasiswa dari Sulsel dan India. Ada juga beasiswa untuk pihak pemerintah Sulsel datang ke India untuk belajar mengenai capacity building," lanjutnya.

Gurjit juga berterimakasih atas dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemeirntah Kota Makassar dalam menyukseskan beberapa event yang dilaksanakan oleh pihaknya. "Kami sangat puas dengan acara yang sudah dilaksanakan, dengan begitu banyak support yang diberikan untuk kami," pungkasnya. (Eka Hakim/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya