Liputan6.com, Tripoli - Kedutaan besar (kedubes) Tunisia di ibukota Libya, Tripoli diserbu sekelompok orang bersenjata. Belum diketahui militan mana yang terlibat dalam penyerangan tersebut.
"10 Karyawan konsulat disandera," ungkap Kementerian Luar Negeri Tunisia seperti dikutip dari BBC, Sabtu (13/6/2015).
"Ada 8 kendaraan terlibat dalam serangan itu," kata seorang juru bicara pihak keamanan Tripoli.
Pihak berwenang Tunisia mengatakan mereka akan melakukan segala upaya untuk membebaskan para sandera. Sementara pemerintah Libya belum berkomentar mengenai penyanderaan itu.
Advertisement
Sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
"Sebuah tim telah dibentuk untuk menanggapi situasi krisis ini," demikian menurut pernyataan Kantor perdana menteri Tunisia.
Menurut wartawan BBC Rana Jawad, Tunisia mendirikan kembali kedutaannya di Tripoli dalam beberapa bulan terakhir. Padahal sebagian kedutaan asing menutup misi mereka akibat masalah keamanan.
PBB berusaha untuk menegosiasikan penyelesaian politik untuk krisis di Libya. Akibat ketidakamanan di ibukota negara itu, bahkan parlemen terpilih dan pemerintah Libya terpaksa pindah ke wilayah timur Kota Tobruk.
Kondisi Libya tidak stabil sejak sang pemimpin Moammar Khadafi digulingkan pada Oktober 2011. Sejak saat itu, banyak milisi mengatur sendiri wilayah kekuasaan mereka. Sementara pemerintah berjuang untuk melakukan kontrol kepada mereka. (Tnt)