Pembunuhan Angeline, Konspirasi atau...?

Banyak pihak yang berharap misteri pembunuhan Angeline segera terungkap

oleh RochmanuddinTanti YulianingsihMaria FloraDewi Divianta diperbarui 14 Jun 2015, 00:26 WIB
Aksi 1000 lilin untuk Angeline di Bundaran HI, Jakarta, Kamis (11/6/2015). Mereka mendoakan Angeline agar mendapat kedamaian di sisi Tuhan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Sanur - Satu per satu siswa SD Negeri 12 Kesiman, Sanur, Bali menaburkan bunga di meja datar yang terdapat poster teman mereka Angeline. Jelang matahari terbenam pada Sabtu 13 Juni 2015, mereka bersama ratusan warga dari beragam kalangan menggelar doa bersama mengenang Angeline di Pantai Sanur, sebelah timur Kota Denpasar, Bali.

Selain berdoa, mereka turut menyalakan seribu lilin dan menaburkan bunga di sekitar Pantai Matahari Terbit, Sanur. Ini sebagai tanda mengenang peristiwa memilukan yang menimpa Angline yang ditemukan terkubur di dalam sebuah lubang yang tak dalam dekat kandang ayam di halaman rumah ibu angkatnya pada Rabu 10 Juni lalu.

Kematian tragis yang dialami bocah berusia 8 tahun itu memang banyak mengundang simpati banyak kalangan, mulai pejabat tinggi hingga khalayak umum. Tak hanya ramai di Tanah Air, kisah tragis kematian bocah Angeline di Bali juga menjadi perhatian beberapa media asing.

Dalam kasus pembunuhan terhadap Angeline, hingga saat ini polisi masih menetapkan satu tersangka, yakni Agustinus Tae atau AG. Ia adalah mantan pekerja rumah tangga di rumah Margriet Megawe, ibu angkat Angeline, di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur, Bali.

Dibayar Rp 2 M?

Di saat polisi tengah mendalami pembunuhan tersebut, muncul suatu pengakuan mengejutkan dari Agus. Ia mengaku mendapat imbalan uang dalam jumlah besar untuk menghabisi nyawa bocah kelas 2 SDN 12 Kesiman, Sanur.

"Dia (Agustinus) diperintahkan ibu angkat Angeline untuk membunuh Angeline," ucap anggota Komisi III DPR Akbar Faizal usai menemui Agustinus di sel tahanan Polresta Denpasar, Bali, Sabtu (13/6/2015).

"Kata Agus, ibu angkat Angeline akan membayar pekerjaannya (membunuh Angeline) pada 25 Juni nanti sebesar 2 miliar," imbuh Akbar.

Akbar mengatakan, berdasarkan pengakuan Agus, dia terbuai dengan uang yang ditawarkan ibu angkat Angeline, Margriet Megawe. Dia juga mengakui kesalahannya dilakukan karena melakukan perbuatan itu tanpa berpikir jernih.

"Agus merasa menyesal atas perbuatannya," ujar Akbar.

Agus juga mengaku kepada Faisal dia memang memperkosa Angeline. Pernyataan Agus itu bisa dikuatkan dengan hasil pemeriksaan pihak kepolisian yang ditemukan sperma di paha Angeline.

"Saya sudah sampaikan pengakuan Agus kepada kepolisian Denpasar," pungkas Akbar Faisal.

Sedangkan Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Ronny F Sompie mengatakan, pihaknya masih mendalami pengakuan tersangka Agustinus Tae.

"Tengah dipelajari oleh penyidik pengakuan Agustinus Tae yang dijanjikan Margreit uang Rp 2 miliar. Saya menjamin itu akan dilakukan pemeriksaan ulang dan dimasukkan ke dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan)," kata Ronny saat dikonfirmasi Liputan6.com, Sabtu 13 Juni 2015.

Menurut Ronny, pengakuan Agus harus diikuti alat bukti yang kuat. Karena itu pihaknya masih berupaya mengungkap kasus pembunuhan Angeline. Kemungkinan ada tersangka lain juga masih diselidiki.

"Pengakuan Agustinus harus dibarengi alat bukti kuat," pungkas Rony.

Ada Tersangka Baru?

Terkait itu, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan Kepolisian Daerah (Polda) Bali masih mendalami kemungkinan adanya tersangka baru dalam kasus pembunuhan bocah Angeline.

"Tentu fakta-fakta hukum yang ditemukan baik dari keterangan saksi maupun rumah yang digeledah, masih dilakukan pendalaman oleh penyidik, untuk mengetahui apakah ada kemungkinan tersangka lain, selain tersangka yang sudah ditetapkan," kata Kapolri di Jember, Jawa Timur, Sabtu 13 Juni 2015.

Badrodin mengatakan, kasus Angeline sedang dalam proses penyidikan Polda Bali dan tersangkanya baru 1 orang, yakni Agustinus Tae atau AG.

"Saat ini tim Laboratorium Forensik sedang bekerja untuk mendalami pengakuan tersangka AG, karena sebelumnya ia mengaku dua kali memperkosa korban," tutur dia.

Badrodin menjelaskan, bukti tidak cukup dari keterangan tersangka saja. Sehingga harus dibuktikan juga dengan keterangan medis dan keterangan ahli terkait dengan kebenaran yang disampaikan pria asal Nusa Tenggara Timur itu.

Ia menambahkan, kasus kekerasan terhadap anak sebagian besar dilakukan oleh orang terdekat. Misalnya pembantu dan keluarga, sehingga perlu partisipasi dari masyarakat untuk melaporkan ke polisi.

"Saya berharap dengan sikap pro-aktif dari masyarakat tersebut, kasus kekerasan terhadap anak bisa ditangani sejak awal dan lebih cepat, sehingga tidak berakibat fatal," ucap Badrodin.

Permohonan Maaf

Kepolisian memang terus menyelidiki kasus pembunuhan Angeline, bocah yang sebelumnya hilang dan akhirnya ditemukan terkubur di halaman rumahnya. Polisi baru menetapkan seorang tersangka, Agus.  

Bupati Sumba Timur Gidion Mbiliyora mengatakan, pihaknya telah mengutus Camat Haharu Jefri untuk menemui keluarga Agus, di Desa Rambangaru, Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kemarin, Jumat (12 Juni) saya tiba di Sumba dan langsung mengutus camat untuk menyampaikan kepada keluarga, bahwa Agus terlibat dalam pembunuhan di Denpasar, Bali," kata Gidion saat dihubungi, Sabtu 13 Juni 2015.

Gidion mengatakan, dari pertemuan itu keluarga juga menyampaikan permohonan maaf atas perlakuan anak mereka yang menghabisi nyawa Angeline.

"Keluarga mengatakan sudah mendengar berita melalui televisi, dan mereka menyampaikan permohonan maaf," ucap Gidion mengutip laporan camat.

Gidion menjelaskan, dari pertemuan itu pula diketahui Agus memiliki sepuluh saudara. "Di kampungnya Agus, hanya ada ibu kandungnya. Sedangkan ayahnya telah meninggal," ujar dia.

Dari keterangan keluarga, kata Gidion, Agus meninggalkan kampung halamannya sejak setahun lalu bersama tetangga di kampungnya yang kebetulan tinggal di Denpasar.

Namun setelah berada di Denpasar, Agus enggan kembali ke kampung halamannya dan memilih menetap di Bali untuk bekerja. "Selama setahun kepergian Agus, keluarga tidak tahu pekerjaan Agus di Bali," imbuh dia.

Agus ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Resor Denpasar Kota, karena diduga sebagai pelaku pembunuhan Angeline, siswa kelas II SD yang dilaporkan hilang tiga pekan lalu.

Bupati Gidion juga menyampaikan permohonan maaf terhadap keluarga korban, karena ulah warganya itu telah menghilangkan nyawa Angeline.

Menyimpan Misteri

Terlepas adanya permohonan maaf tersebut, kematian Angeline hingga kini masih menyisakan misteri. Dalam prarekonstruksi yang digelar pada Kamis 11 Juni lalu ditemukan bercak darah yang menempel di tisu dalam kamar ibu angkat Angeline, Margriet Megawe.

Kapolresta Denpasar Kombes Pol Anak Agung Made Sudana mengatakan, temuan itu sudah dikirim ke Jakarta. "Darahnya itu ada pada sebuah tisu. Sudah dikirim ke Jakarta untuk identifikasi. Dan akan dicocokkan dengan DNA Angeline," kata Sudana di Denpasar, Jumat 12 Juni 2015.

Selain itu, Sudana menyatakan, bercak darah juga ditemukan dalam kamar tersangka Agustinus Tae atau Agus. "Selain menempel pada tisu dan ditemukan di kamar ibu angkat Angeline, bercak darah juga ditemukan di kamar mantan pembantu Margriet yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka."

Sementara dari 7 saksi yang diperiksa, baru Agustinus Tae yang telah ditetapkan tersangka dalam kasus dugaan pembunuhan Angeline.

Soal dugaan ada pelaku lain dalam pembunuhan Angeline dikemukakan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait.

"Kasus ini belum final dan saya menduga masih ada pelaku lainnya yang masih ada hubungan dekat dengan korban," ucap Arist di Denpasar, Jumat 12 Juni 2015.

Arist mengatakan, penuntasan kasus harus dilakukan sebab hasil autopsi jenazah Angeline pada Rabu 10 Juni lalu, banyak ditemukan luka lebam yang diduga akibat benda tumpul dan luka sundutan rokok di bahu kanan jenazah.

Arist menduga ada pelaku lain selain tersangka Agus di keluarga terdekat Angeline. "Upaya penyidikan, kami dukung penuh dari pihak kepolisian agar keluarga terdekat korban juga wajib dimintai pertanggungjawabannya terkait kematian Angeline."

Lilin dan Doa

Pembunuhan bocah berparas ayu dan sendu tersebut memang masih menyimpan misteri. Namun ucapan dukacita dan doa terus mengalir untuk Angeline. Sejak Jumat 12 Juni hingga Sabtu 13 Juni puluhan karangan bunga, ucapan belasungkawa, serta boneka memenuhi ruang jenazah Rumah Sakit Sanglah, Denpasar.

Karangan bunga juga terlihat di depan lemari pendingin tempat jenazah Angeline tersimpan. Dan 1.000 lilin kini menyala di Pantai Sanur. Banyak doa dipanjatkan agar Angeline mendapat kedamaian di sisi Tuhan. Dan banyak pihak yang berharap misteri pembunuhan Angeline segera terungkap. (Ans/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya