Liputan6.com, Jakarta - Mimpi Tim Nasional Indonesia U-23 untuk meraih medali emas SEA Games 2015 di Singapura gagal terwujud. Mimpi itu kandas setelah Manahati dkk dikalahkan Thailand 0-5 di babak semifinal.
Pada pertandingan yang digelar di Stadion Nasional, Singapura, Sabtu (13/6) tersebut, tanda kekalahan Indonesia mulai terlihat di 15 menit babak pertama. Serangan balik Thailand berhasil membuahkan gol di menit ke-12 oleh Rungrath Poomachntuek. Terkena gol cepat, mental para pemain seakan turun. 15 menit kemudian Thailand memperlebar jarak lewat sepakan Thitipan Puangchan yang mengubah skor 2-0.
Di babak kedua baru 5 menit berjalan, lagi-lagi gawang Teguh Amiruddin dibobol untuk kedua kalinya oleh Rungrath, kali ini lewat sundulan kepala. Narubadin Weerawatnodom dan Chanathip Songkrasin menambah keunggulan Thailand menjadi 5-0.
Indonesia sebenarnya beberapa kali mampu menusuk pertahanan Thailand. Namun, kokohnya pertahanan Thailand dan penyelesaian akhir yang kurang akurat membuat skuat Aji Santoso harus gigit jari dan merelakan medali emas.
Kini, Indonesia hanya memiliki peluang untuk meriah medali perunggu saat kontra Vietnam, 15 Juni mendatang. Bukan perkara mudah, mengingat Vietnam termasuk tim dengan produktivitas gol yang tinggi dan para pemainnya memiliki kecepatan di atas rata-rata.
Supaya pulang ke tanah air tidak dengan tangan hampa dan sukses meraih medali perunggu di Sea Games 2015, setidaknya ada 5 pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Timnas Indonesia U-23:
1. Mental
Kekalahan telak dari Thailand tentu saja menurunkan mental Manahati Lestusen dkk. Dibanding saat kalah dari Myanmar 4-2, kekalahan dari Thailand tentu saja menyakitkan karena tanpa bisa membalas 1 gol pun.
Mental para pemain harus diperbaiki supaya kekalahan atas Thailand tidak terulang. Dengan mental yang lebih kuat, maka motivasi untuk memperebutkan medali perunggu saat kontra Vietnam akan tertanam dengan kuat juga.
>>>Selanjutnya...
Advertisement
1
2. Stamina
Menurut Aji, kelelahan atau kurangnya stamina para pemain menjadi faktor utama kekalahan telak Timnas Indonesia atas Thailand. Maklum saja, Indonesia hanya punya waktu recovery 1x24 jam dibandingkan Thailand yang 2x24 jam.
Menghadapi Vietnam yang rata-rata memiliki stamina yang kuat, para pemain Timnas Indonesia harus berusaha fit 100 persen. Diperebutan medali perunggu nanti stamina tidak boleh jadi alasan untuk gagal meraih kemenangan. Waktu istirahat Indonesia dan Vietnam saat ini tidak berbeda jauh.
3. Strategi Jitu
Aji Santoso harus menyiapkan strategi baru dan lebih solutif. Setelah menang dari Kamboja, praktis ketajaman Indonesia menurun. Ketika pemain kunci, Evan Dimas berhasil dimatikan lawan, Aji harus bisa mengarahkan para pemainnya agar bisa lolos dari tekanan.
Vietnam tentunya akan belajar dari Thailand yang berhasil mencetak banyak gol. Strategi yang jitu dari Aji Santoso jadi faktor penting bagi Timnas untuk dappat meraih medali.
4. Super Substitution
Timnas Indonesia harus memiliki pemain pengganti yang bisa mengubah keadaan. Ketika 11 pemain dilapangan belum bisa memberikan hasil positif, pemain pengganti menjadi harapan untuk mengubah permainan dan meraih kemenangan.
5. Konsentrasi
Kesalahan elementer sering di lakukan para pemain Timnas Indonesia saat melawan Thailand. Seperti salah pasing, kurang pressing dan marking, terlambat turun dan kurang cepat menutup pergerakan bola. Hal-hal ini harus segera dihilangkan demi meraih kemenangan.
Kuncinya adalah konsentrasi, fokus, dan tenang dalam penguasaan bola. Jika hal ini bisa dilakukan dengan baik, maka kesalahan-kesalahan kecil yang menyebabkan kemasukan tidak akan terjadi.
6. Semangat
Mengingat Sea Games adalah turnamen terakhir yang diikuti Indonesia setelah terkena sanksi FIFA. Semangat untuk menang dan memberikan persembahan terbaik untuk masyarakat Indonesia harus dimiliki para pemain Timnas Indonesia U-23 di Sea Games. Semangat juang yang tinggi akan menjadi tambahan energi untuk mampu bermain maksimal di lapangan.
Untuk meningkatkan semangat juang para pemain Timnas Indonesia U-23 meraih medali di Sea Games 2015 di Singapura, mari bersama-sama dukung mereka melalui Clear, Ayo! Indonesia Bisa. Ikuti juga keseruannya di social media dengan hashtag #AyoIndonesiaBisa
(Adv/Gil)
Advertisement