Ubur-ubur dan Bekicot RI Kian Diminati

Ekspor komoditas tersebut naik sepanjang Januari-Mei 2015.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 15 Jun 2015, 15:48 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja ekspor Indonesia untuk komoditas hasil pertanian dan peternakan terus menunjukkan pencapaian gemilang.

Mulai dari kopi, rempah-rempah hingga ubur-ubur maupun bekicot, binatang yang menjijikkan di Indonesia justru sangat populer di luar negeri. Ekspor komoditas tersebut naik sepanjang Januari-Mei 2015.

Kepala BPS, Suryamin mengungkapkan, ekspor komoditas hasil pertanian yang naik, adalah kopi, rempah-rempah hingga 19,84 persen.

Diantaranya terdiri dari lada hitam 19,36 persen serta lada putih naik signifikan 66,52 persen pada lima bulan pertama ini dibanding periode sama tahun lalu.

"Sedangkan ekspor kayu manis melonjak 18,35 persen, vanili meningkat drastis sebesar 50,95 persen sepanjang Januari-Mei 2015," tegas dia di kantornya, Jakarta, Senin (15/6/2015).

‎Menariknya, kata Suryamin, Indonesia juga merupakan negara pemasok ubur-ubur dengan kenaikan signifikan. Nilai impor ubur-ubur ke berbagai negara di lima bulan pertama ini menembus US$ 14,7 juta atau lebih tinggi dibanding periode sebelumnya sebesar US$ 7,1 juta.

"Bekicot juga, ekspornya meningkat cukup tinggi 28,28 persen. Di Indonesia mah dibuangin, tapi di Perancis bisa jadi obat. Bekicot dan ubur-ubur tidak diperhatikan oleh kita, tapi ternyata punya potensi ekspor yang besar," jelas dia.

Sementara ekspor tanaman obat, meningkat 39,75 persen, bahan nabati lainnya 11,12 persen, barang-barang hiasan mutiara naik 77,43 persen. Sayur-sayuran tercatat ekspornya meningkat 46,41 persen dan 39,95 persen untuk komoditas buah-buahan.

"Artinya barang-barang pertanian ‎yang bukan tradisional punya peluang ekspor sangat besar. Kita akan sampaikan potensi ini ke Kementerian Perdagangan," tegas Suryamin.(Fik/Nrm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya