Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi berunjukrasa di dalam Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Mereka menolak Letjen TNI (Purn) Sutiyoso menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pria yang akrab disapa Bang Yos itu dipilih Presiden Joko Widodao sebagai calon tunggal Kepala BIN, untuk menggantikan Marciano Norman yang akan memasuki masa pensiun.
Para mahasiswa ini membawa spanduk bertuliskan penolakan terhadap Sutiyoso. Di kompleks DPR, mereka langsung masuk ke Gedung Nusantara III sambil meneriakkan 'tolak Sutiyoso' berulang kali. Namun, aksi ini tak berlangsung lama, karena petugas pengamanan dalam (Pamdal) Gedung DPR segera menghentikan.
Sempat terjadi aksi tarik-menarik spanduk antara mahasiswa dan petugas Pamdal. Saat ini, para mahasiswa masih diamankan di posko Pamdal DPR yang berada di Gedung Nusantara III untuk diminta keterangan.
Koordinator unjuk rasa, Samheru, mengatakan BIN seharusnya dipimpin individu yang mampu menghadirkan rasa aman di masyarakat. Namun, Presiden sepertinya lupa Sutiyoso sempat disebut-sebut turut berperan dalam kasus penyerangan markas PDI pada 27 Juli 1996.
Samheru mengatakan ada 3 tuntutan yang disampaikan dalam unjuk rasa damai itu. Pertama, mereka meminta agar setiap anggota DPR wajib menolak Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN.
"Kedua, meminta agar DPR mengembalikan nama calon kepala BIN itu kepada Presiden Jokowi, kemudian diganti dengan nama lain yang bersih dari permasalahan HAM. Ketiga, mendesak anggota DPR untuk konsisten melakukan pengawalan penuntasan kasus pelanggaran HAM di RI," pungkas Samheru.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno sebelumnya mengatakan, Letnan Jenderal TNI (Purn) Sutiyoso harus melepaskan jabatan di partai politik, untuk menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
"Sampai sekarang, Presiden (minta Sutiyoso) tetap tidak boleh rangkap jabatan. Standarnya memang begitu," kata Pratikno di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Sabtu 13 Juni lalu.
Pratikno mengatakan, Sutiyoso yang saat ini menjabat Ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), memiliki banyak pengalaman, baik dalam aspek pendidikan dan pemerintahan terkait bidang intelijen.
Dengan alasan itu, kata Pratikno, Sutiyoso dinilai layak diajukan menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN). "Kelengkapan pendidikan dan pemerintahan itulah yang sebetulnya dijadikan alasan Presiden Jokowi untuk mengajukan beliau menjadi Kepala BIN," ujar Pratikno. (Rmn/Yus)
Tolak Sutiyoso Jadi Kepala BIN, 6 Mahasiswa di DPR Dibawa ke Pos
Para mahasiswa ini membawa spanduk bertuliskan penolakan terhadap Sutiyoso di Gedung Nusantara III, Kompleks DPR RI.
diperbarui 15 Jun 2015, 19:05 WIBKetua Umum PKPI Sutiyoso juga terlihat di rumah Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Jakarta, (5/10/14). (Liputan6.com/Faisal R Syam)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Mengenal Apa Itu Puisi Lama: Sejarah, Jenis, dan Karakteristiknya
Nasib 2 Orang Perusak Habitat Harimau dan Gajah di Taman Nasional Tesso Nilo
Perkuat Fundamental, Wijaya Karya Siap Lego Aset-Aset Ini
Tak Bertepuk Sebelah Tangan, Striker Incaran Ruben Amorim Rupanya Berniat Susul Pelatih ke Manchester United
3 Resep Udon Kuah Instan, Masak Satset Tidak Kalah Lezat
Harga Bitcoin Sentuh Rekor Tertinggi di November 2024, Kini Jadi Aset Strategis Global
Mengenal Candi Kidal Malang, Situs Peninggalan Kerajaan Singasari Memiliki Nilai Filosofis
Ini 3 Hal yang Harus Dihindari Saat Wawancara Kerja
4 Cara Ampuh Atasi Asam Urat di Rumah dengan Es, Solusi Simpel & Efektif
29 November 2001: Akhir Hayat Gitaris Legendaris The Beatles George Harrison, Meninggal Akibat Kanker Tenggorokan
"Jogging Mommy" Cara Mami-Mami Gaul Bengkulu Jaga Kebugaran
Banjir Terjang Puluhan Rumah di Malang Selatan, 1 Warga yang Hanyut Terbawa Arus Sungai Ditemukan Meninggal