Fantastis! Lukisan Berusia 117 Tahun Terjual Rp 2,6 Triliun

Hanya butuh waktu 12 menit saja, untuk menjual salah satu lukisan paling ternama dunia di rumah lelang Sotheby's dengan harga Rp 2,6 triliun

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 15 Jun 2015, 23:00 WIB
Fantastis! Lukisan Berusia 117 Tahun Terjual Rp 2,6 Triliun (Foto: The Guardian)

Liputan6.com, New York - Hanya butuh waktu 12 menit saja untuk menjual salah satu lukisan paling ternama dunia di rumah lelang Sotheby's. Lukisan bertajuk The Scream itu berhasil dilepas dengan harga sangat memukau yakni mencapai US$ 119,9 juta atau Rp 2,6 triliun (kurs: Rp 13.326 per Dolar AS).

Sebanyak delapan peserta lelang berusaha memperebutkan hasil karya dari pelukis ternama Edvard Munch. Lukisan itu tampak mengekspresikan ungkapan terdalam hati Munch yang latar belakang keluarganya cukup menyedihkan.

Bayangkan saja, Munch telah kehilangan ibunya sejak usia 5 tahun dan tinggal bersama ayahnya yang memiliki penyakit mental. Itu pula yang menjadi latar belakang jenis karya lukis yang diciptakannya.

Berikut ulasan singkat mengenai salah satu barang termahal yang terjual di rumah lelang seperti dilansir dari Forbes, Legomenon.com, Time, dan sejumlah sumber lain, Senin (15/6/2015):


Sosok sang pelukis, Edvard Munch

Fantastis! Lukisan Berusia 117 Tahun Terjual Rp 2,6 Triliun

Sosok sang pelukis, Edvard Munch

Edvard Munch lahir di Norwegia. Ia dikenal sebagai pelukis ekspresionis. Pada akhir abad ke-20, dia memainkan peranan besar di aliran ekspresionisme Jerman dan bentuk karya seni yang kemudian menjadi patokan para pelukis di generasi selanjutnya.

Lukisan yang menggambarkan gejolak mental manusia, hasil goresan tangan Munch kini telah ditampilkan di berbagai tempat. Pelukis legendaris yang lahir pada 1863 ini merupakan saudara dari seniman terkenal lain yaitu Jacob Munch dan Peter Munch.

Hanya beberapa tahun setelah dia lahir, ibundanya meninggal pada 1868. Dia lantas dibesarkan oleh sang ayah yang menderita penyakit mental. Kondisi tersebut juga mempengaruhi pola pikir dan pertumbuhan Munch bersaudara.

Ayahnya membesarkan mereka dengan rasa takut pada neraka dan berbagai persoalan menakutkan lain yang kemudian menjadi salah satu penyebab dalamnya karakter lukisan Munch. Itu juga yang menjadi latar mengapa Munch mengekspresikan emosi yang begitu mendalam di setiap karyanya.


Karya seni 117 tahun terjual

Fantastis! Lukisan Berusia 117 Tahun Terjual Rp 2,6 Triliun

Karya seni 117 tahun terjual

Pada 1895, Edvard Munch menghasilkan karya luar biasa, sebuah lukisan yang diberi nama The Scream. Hanya butuh 12 menit saja sebelum akhirnya lukisan tersebut terjual dengan harga yang sangat memukau yaitu mencapai US$ 119,9 juta atau Rp 2,6 triliun (kurs: Rp 13.326 per dolar AS).

Terjual sudah, salah satu lukisan paling ternama di dunia pada 2012, saat usianya mencapai 117 tahun. Lukisan itu terjual di rumah lelang Sotheby’s hanya dalam 12 menit setelah delapan peserta bertarung ketat memperebutkan lukisan tersebut.

Lukisan ini memang diperbolehkan menjadi lukisan pribadi setelah terjual dari rumah lelang tersebut. Tak ayal, lukisan tersebut menjadi salah satu lukisan termahal dunia yang pernah terjual di rumah lelang.


Makna lukisan The Scream

Fantastis! Lukisan Berusia 117 Tahun Terjual Rp 2,6 Triliun

Makna lukisan The Scream

Lukisan The Scream dilukis seniman ternama Norwegia, Edvard Munch pada 1895. The Scream dilukis setelah akhir dari era realis di mana para seniman sibuk memamerkan kemampuan teknik melukisnya.

The Scream juga dilukis tepat sebelum era di mana para ekspresionis fokus mengungkapkan perasaan dan emosi terdalamnya melalui karya seninya dibandingkan menampilkan seberapa realistis kemampuanya melukis sebuah objek.

Dari tulisan pribadinya, Munch mengaku dirinya bergelut dengan segala kegilaan dalam hidupnya, tak hanya secara pribadi tapi juga keluarga. Fakta bahwa saudaranya dirawat karena kegilaan juga ditemukan di waktu yang sama saat lukisan dibuat.

The Scream, menunjukkan pentingnya makna personal dibandingkan kemampuan teknis dalam melukis. The Scream tampak menggambarkan bagaimana dirinya lebih sering melihat ke bawah dengan bentangan landscape di belakangnya. (Sis/Gdn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya