Liputan6.com, Jakarta Luas samudra menutupi sebagian besar dari permukaan bumi. Namun, makhluk-makhluk yang tinggal di dalamnya hanyalah seujung gunung es yang sudah kita kenali.
Menelusuri laut dalam sudah selayaknya serasa seperti ada di teritori alien. Tidak bisa dibayangkan, ada makhluk yang bisa hidup di lingkungan demikian. Namun, nun jauh di ventilasi hidrotermal yang memancurkan air mendidih yang dipanaskan oleh tenaga super magma, hiduplah makhluk imut-imut dengan kulit nan keras, keong Chrysomallon squamiferum yang memiliki keterampilan bertahan hidup luarbiasa.
Advertisement
Cangkang mereka memiliki lapisan besi, dan bagian bawah cangkang yang menyerupai renda-renda merupakan sisik yang komponennya merupakan zat iron sulfide. Secara harfiah, keong ini mengenakan baju baja.
Bagian cangkang lainnya terbuat dari pyrite, komponen yang lebih dikenal dengan nama “emas si pandir”, dan sifatnya betulan magnetis. Baja di cangkangnya dihasilkan dari ventilasi bawah laut kaya mineral tempat habitat si keong.
Karena cangkang besinya, militer AS turut mempelajarinya dengan harapan bisa mengembangkan teknologi baru untuk tentara dan kendaraannya.
Menurut Amusing Planet, Selasa (16/6/2015), makhluk mungil ini ditemukan pertama kali di tahun 2001, di kedalaman 2 km di bawah permukaan Samudra Hindia.
Pernahkan Anda membayangkan dalam hidup, militer AS suatu hari akan terinspirasi dari keong?
(gst)