Liputan6.com, Denpasar - Kasus Angeline menyita perhatian publik. Bagi psikolog anak Universitas Airlangga, Surabaya, terjadinya kasus ini menegaskan adanya kelalaian pengawasan atau kontrol sosial di lingkungan sekitar, termasuk di sekolah.
"Selama ini masyarakat mengetahui bagaimana kondisi Angeline sehari-hari. Masyarakat yang saya sebut di sini salah satunya adalah tetangga, lingkungan sekitar korban yang dalam hal ini diberitakan mereka mengetahui bagaimana Angeline dibesarkan oleh ibu angkatnya yang penuh dengan kekerasan dan adanya unsur penelantaran. Tapi dalam hal ini masyarakat diam saja," kata Psikolog Unair Surabaya Ike Herdiana.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (16/6/2015), hari ini rencananya polisi akan memeriksa tersangka Agustinus Tae dan ibu angkat Angeline, Margriet Megawe, menggunakan lie detektor atau alat pendeteksi kebohongan.
Sementara itu, ambulans yang akan membawa jenazah bocah Angeline juga telah siap. Para guru dan teman-teman sekolah Angeline sudah berada di sekitar ruang jenazah RSUD Sanglah, Denpasar.
Mereka berniat turut melepas keberangkatan jenazah Angeline yang rencananya dimakamkan di kampung halaman orangtuanya di Desa Telungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur.
Pemulangan jenazah Angeline sempat ditunda untuk kepentingan proses penyidikan polisi. (Dan/Mvi)
Advertisement