Liputan6.com, Denpasar - Warga di sekitar rumah Angeline, Jalan Sanur, Denpasar, Bali sore tadi menggelar upacara Mecaru atau pembersihan alam dari pengaruh negatif.
Kelian Adat atau kepala adat Putu Indrawan mengatakan, seharusnya upacara ini dilakukan pemilik rumah atau orangtua Angeline. Tapi karena tuan rumah masih menjalani proses hukum, warga memutuskan melakukan persembahyangan sendiri.
"Warga yang berinisiatif, karena kalau sampai upacara ini tidak dilakukan sebelum 12 hari ditemukan mayat Angeline, akan timbul masalah yang akan menimpa seluruh warga di sekitar rumah tinggal Angeline," kata Putu kepada Liputan6.com di Lokasi, Selasa (16/6/2015).
Putu mengatakan, Rabu besok juga akan dilakukan upacara yang lebih besar, dan akan membutuhkan biaya lebih besar. "Besok upacara di perempatan jalan rumah Angeline, dan biayanya semua dari Banjar (kampung). Dengan kata lain uang gotong-royong," imbuh dia.
Dari pantauan Liputan6.com, pada saat persembahyangan ini dilakukan di Pesinggahan Batu Bolong atau pura kecil, beberapa wanita yang mengikuti upacara itu kerauhan atau kesurupan. Tapi, setelah ditenangkan oleh seorang pemangku yang memimpin upacara, mereka kembali tenang.
Jenazah Angeline, bocah berusia 8 tahun yang hilang misterius dan ditemukan meninggal dibawa ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk dikebumikan di tempat asal orangtua kandungnya itu.
Jenazahnya diberangkatkan dari Denpasar, Bali, pukul 15.40 Wita dan tiba di Banyuwangi sekitar 19.30 WIB. Jenazah yang disambut ratusan warga itu langsung dibawa ke masjid untuk disalatkan jenazah dan dilanjutkan pemakaman. (Rmn/Yus)
Advertisement