Menilik Tradisi Menyimpan Jenazah Masyarakat Toraja

Dalam tradisi masyarakat Toraja, jenazah yang disimpan terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenazah To Maluka dan jenazah To Mate.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 18 Jun 2015, 03:35 WIB
Tongkonan utama di Desa Kete Kesu, Tana Toraja, Sulawesi Selatan

Liputan6.com, Jakarta Bagi masyarakat nusantara, siklus hidup manusia mulai dari melahirkan, anak-anak, remaja, tua, dan mati merupakan siklus kehidupan yang harus dilalui dengan berbagai ritual adat karena dianggap sakral. Tak terkecuali pada masyarakat Tana Toraja di Sulawesi Utara, yang mengenal Rambu Solok sebagai salah satu ritual adat kematian.

Desa adat di Tana Toraja yang hingga kini masih menyelenggarakan ritual Rambu Solo adalah Desa Kete Kesu. Kete Kesu yang berlokasi sekitar 5 km dari Kota Rantepao, tepatnya di Desa Tikunna Malenong, Kecamatan Sanggalangi, Toraja, ini menjadi salah satu destinasi wisata yang paling menyedot wisatawan mancanegara untuk datang Ke Sulawesu Selatan.

Jenazah yang disimpan terbagi menjadi dua jenis, yaitu jenazah To Maluka dan jenazah To Mate

Saat kunjungan Tim Liputan6.com, yang ditulis pada Rabu (17/6/2015), di dalam kawasan Desa Kete Kesu terdapat kompleks kubur batu. Sebelum masuknya Kristen dan Islam, masyarakat Toraja mengenal sistem kepercayaan Alukta. Meski tidak mengatur secara rinci mengani kubur batu, namun dalam Alukta, jenazah yang disimpan terbagi menjadi dua, yaitu jenazah To Maluka dan jenazah To Mate.

Tradisi menyimpan jenazah dalam masyarakat Toraja

Jenazah To Maluka merupakan jenazah yang arwahnya masih ada dan dianggap hanya sebagi orang yang sedang sakit. Sedangkan jenazah To Mate merupakan jenazah dalam proses menuju upacara Rambu Solo. Lamanya penyimpanan jenazah To Mate menurut Alukta sekitar 36 malam untuk keluarga bangsawan. Namun banyak jenazah yang tersimpan melebihi waktu tersebut.

Perlakuan terhadap jenazah yang dianggap hanya sebagai orang yang sakit, akan terus dilakukan sampai keluarga yang ditinggalkan mampu mengadakan ritual Rambu Solo. Tak heran jika pada kubur batu di Desa Kete Kesu selalu terlihat sajian berupa botol minuman, pakaian, benda kesayangan, hingga rokok. (ibo/igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya