Liputan6.com,Paris - Waterloo di Belgia merupakan tempat yang tak akan bisa dilupakan oleh Kaisar Prancis, Napoleon Bonaparte. Bukan kenangan baik yang diingat namun sebuah memori buruk yang menghantuinya sepanjang masa.
Di tempat itu Napeleon kalah dari Duke of Wellington. Tidak hanya menyerah, era kejayaan Napeleon resmi berakhir setelah perang Waterloo.
Advertisement
Menurut beberapa catatan sejarah, Napoleon yang saat itu didukung oleh 72 ribu tentara Prancis salah menerapkan stretegi perang. Menunggu menyerang sampai tengah hari menyebabkan tentara Duke of Wellington punya banyak waktu untuk berpikir bagaimana mengatasi serangan Napoleon.
Benar saja pertahanan pasukan Duke of Wellington semakin kuat. Saat pasukan Napoleon lengah dan kelelahan mereka melencarkan serangan dahsyat.
Napoleon pun menelan pil pahit. Setelah gagal menginvasi Rusia kekealah ini berujung dirinya lengser dari tahta dan diasingkan dari negaranya.
Saat masih berkuasa di Prancis Napoleon merupakan sosok yang sangat ditakuti. Menyandang gelar Kaisar dia berkeinginan mengubah Prancis.
Sejak awal ia tak ingin menjadi bagian dari rezim lama, yang diruntuhkan seiring terpenggalnya kepala Raja Louis XVI dan gegap gempita teriakan "Vive la Nation! Vive la République!" Hidup Republik!
"Menjadi raja adalah mewarisi ide lama dan silsilahnya. Aku tak ingin jadi penerus dari siapa pun," kata Napoleon, menjelaskan mengapa ia ingin menjadi kaisar, bukan raja Prancis. Sebaliknya, ia menolak ide-ide republik. Demikian dikutip dari History Chanel, Kamis (17/6/2015).
Pada tanggal yang sama pada 1936, seorang pria Kenya lahir kedunia. Pria bernama Barack Obama Sr merupakan ayah dari Presiden AS saar Barack Obama Jr.
Selain itu di tanggal yang sama tahun 1989, Birma resmi berubah nama menjadi Myanmar. Perubahan ini dilakukan oleh Pemerintah Junta Militer yang telah lama berkuasa. (Ger/Ali)