Boleh Iktikaf di Istiqlal, Tapi Jangan Seperti Pindah Rumah

Hal ini agar masjid tetap berfungsi sebagaimana seharusnya, bukan sebagai tempat tinggal.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 18 Jun 2015, 11:44 WIB
Umat Islam salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal (AntaraFoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadan telah tiba. Waktunya umat Muslim berlomba-lomba untuk kebaikan, terutama dalam‎ hal ibadah. Sejumlah tempat ibadah menjadi ramai. Bahkan tidak sedikit orang yang rela menghabiskan waktunya di dalam masjid untuk iktikaf dan mendekatkan diri kepada Sang Khalik.

‎Fenomena seperti itu juga terjadi di Masjid Istiqlal. Masjid terbesar se-Asia Tenggara ini terbuka 24 jam selama bulan Ramadan. Setiap tahun masjid yang tidak jauh dari Tugu Monas ini selalu ramai didatangi jamaah untuk melakukan iktikaf di bulan suci Ramadan.

Kepala Biro Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah ‎mengimbau kepada jamaah untuk tidak membawa barang berlebihan saat iktikaf. Hal ini agar masjid tetap bersih, aman, dan nyaman. Selain itu juga agar masjid tetap berfungsi sebagaimana seharusnya, bukan sebagai tempat tinggal.

"Kami sudah mengimbau jamaah yang mau iktikaf agar tidak membawa barang-barangnya ke Masjid Istiqlal. Artinya tidak seperti orang pindah rumah. Yang selama ini kan mereka bawa banyak barang, laptop, atau handphone. Jadi mereka kayak pindah rumah, bukan untuk ibadah," ujar Abu kepada Liputan6.com seperti dikutip, Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Jangan Lupakan Tugas Dunia

Berkaca pada Ramadan tahun-‎tahun sebelumnya, banyak masyarakat yang berbondong-bondong ke Masjid Istiqlal untuk beriktikaf. Bahkan ada jamaah yang selama sebulan penuh tinggal di masjid berkapasitas 200 ribu orang ini.

Melihat fenomena itu, Abu berharap masyarakat tidak melupakan tugasnya di dunia. Karena ibadah tidak melulu di dalam masjid. Di luar masjid seperti bekerja pun bisa dinilai sebagai ibadah.

"‎Masjid Istiqlal buka 24 jam selama Ramadan. Silakan yang mau ibadah malam atau siang. Tapi kami sarankan siang tetap bekerja seperti biasa. Jangan jadikan Ramadan bermalas-malasan, banyak yang biasanya seperti itu," tutur dia.

‎Ia juga berharap masyarakat beriktikaf di Masjid Istiqlal sewajarnya dan tidak meninggalkan tugas dan tanggungjawabnya di dunia. Juga diimbau tidak melakukan pekerjaan rumah di dalam masjid. Sehingga kegiatan-kegiatan itu tidak menzalimi fungsi masjid sebagaimana mestinya.

‎"Tahun kemarin banyak orang bawa barangnya, bawa apanya, nyuci di sini (Masjid Istiqlal), kan kumuh. Sementara kita selama bulan Ramadan tidak menutup kunjungan turis asing. Jadi pagi-pagi turis asing datang, sementara orang yang katanya mau iktikaf tidur di atas, kan pemandangan jadi tidak indah sekali terhadap masjid negara," tandas Abu.

Tidak Ada Tempat Khusus

Pengurus Masjid Istiqlal tidak melarang siapapun yang hendak beriktikaf selama bulan Ramadan. Hanya saja, lanjut Abu, pengurus masjid tidak menyediakan tempat khusus kepada masyarakat untuk beriktikaf.

"Jadi Istiqlal tetap membolehkan orang beriktikaf, tapi tidak memfasilitasi ruangan khusus. Silakan tempati ruangan seadanya saja," ucap dia.

Ia juga mengimbau kepada semua jemaah dan pengunjung menaati peraturan yang ada selama di dalam Masjid Istiqlal. Bahwa setiap jamaah atau pengunjung dilarang membawa barang bawaannya, termasuk tas dan barang berharga lainnya ke dalam ruang utama masjid.

"Jadi kalau ada kehilangan di lantai utama, kami enggak bertanggungjawab, karena sudah disuruh dititipkan. Itu yang sering terjadi di bulan puasa. Untuk itu kami anjurkan kepada masyarakat yang mau melaksanakan iktikaf agar menjaga kebersihan di masjid ini. Jangan digunakan tidur-tiduran," demikian Abu.‎‎ (Mvi/Nrm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya