Antam Rehabilitasi Lahan Kritis

Salah satu unit operasi ANTAM yaitu Unit Pertambangan Bauksit, termasuk dalam wilayah DAS Kapuas.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Jun 2015, 12:56 WIB
(Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang hijau. Komitmen tersebut diwujudkan dengan program penanaman pohon di lahan seluas 5 ribu hektare guna merehabilitasi hutan dan lahan kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas, Kalimantan.

Direktur Utama ANTAM Tedy Badrujaman mengatakan, Komitmen Antam diwujudkan dalam bentuk kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam program rehabilitasi hutan dan lahan di daerah aliran sungai (DAS) di Kapuas.

"Kerja sama program antara Antam dan Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini akan berlaku selama 5 tahun," kata Tedy, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (18/6/2015).

Menurutnya, penandatanganan kerja sama ini merupakan upaya perseroan dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab di bidang lingkungan hidup. Antam  senantiasa menerapkan best mining practice di setiap aktivitas termasuk penanaman pohon baik di dalam maupun di luar area operasi ANTAM.

"Besar harapan kami, penanaman pohon di salah satu daerah aliran sungai prioritas di Indonesia dapat membantu rehabilitasi lahan kritis, meningkatkan serapan karbon serta mendapatkan dukungan semua pemangku kepentingan sehingga dapat memperbaiki dan  meningkatkan kualitas lingkungan hidup,” paparnya.

DAS Kapuas merupakan salah satu DAS prioritas yang ada di Indonesia dan salah satu unit operasi Antam yaitu Unit Pertambangan Bauksit, termasuk dalam wilayah DAS tersebut.

Penanaman dan pemeliharaan pohon di wilayah tersebut tidak hanya akan merehabilitasi hutan dan lahan di wilayah DAS namun juga akan menyumbang serapan karbon sebagai upaya mitigasi efek gas rumah kaca. (Pew/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya